Pengalaman Uya Kuya Bertaruh Nyawa selama Positif Covid-19
Uya Kuya sempat menghilang selama sebulan dari semua akun media sosialnya. Kini, ia berbagi cerita pilu saat dirinya bersama istri, Astrid Khairunisha, dan anak keduanya, Nino Kuya, terkonfirmasi positif Covid-19.
Lewat kanal YouTube, Uya Kuya bersama sang istri menceritakan perjuangan antara hidup dan mati selama positif Covid-19 sambil bercucuran air mata.
"Saya berjuang antara hidup dan mati. Jadi tanggal 10 Januari, saya mengalami demam, enggak enak badan. Enggak tahu kenapa, saya berpikir udah kena Covid ini. Saya bilang ke Astrid," kata pria 45 tahun itu mengawali ceritanya melalui video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.
Saat mendengar kabar itu, Astrid tidak percaya karena mereka termasuk keluarga yang taat protokol kesehatan. Mereka juga melakukan swab polymerase chain reaction (PCR) secara berkala setiap 10 hari hingga dua minggu sekali.
Meski tak ada keluhan apapun selain demam, Uya Kuya langsung berinisiatif untuk mengecek kondisi tubuhnya secara keseluruhan. Termasuk CT scan kondisi paru dan cek darah. Hasil keluar, kondisinya saat itu cukup baik dan disarankan dokter untuk isolasi mandiri saja. Namun, beberapa hari selama isolasi mandiri, ia masih terus mengeluhkan gejala Covid-19 demam tinggi hingga 40 derajat Celcius.
"Kita langsung isoman (isolasi mandiri), tapi demam saya waktu itu terus naik 37,38 sampai hampir 40," lanjutnya.
Sayangnya, saat dokter datang untuk mengecek kondisi terakhirnya sebelum dibawa ke RS, saturasi oksigen Uya Kuya sampai di bawah 90. "Gue diinfus di apartemen, tapi pada saat itu saturasi oksigen terus menurun di bawah 90 akhirnya dokter hands up (angkat tangan) langsung dibawa ke RS," cerita pria bernama asli Surya Utama ini.
Maag Kambuh
Saat dirawat, Uya Kuya juga mengalami efek yang berbeda dari kebanyakan orang hingga membuatnya kesulitan untuk mendapatkan asupan makanan. "(Covid-19) ini nyerangnya maag gue. Jadi gue eneg, tiap kali makan mau muntah, padahal orang Covid kan harus makan terus, jadi akhirnya makanan itu masuk lewat infus, obat juga lewat infus," kata Uya Kuya.
Kehadiran Astrid yang ikut dirawat karena positif Covid-19 membuat Uya Kuya sedikit tenang. "Karena aku juga kena (Covid) jadi dokter nyaranin aku dirawat juga. Dokter bilang Mas Uya sama Mbak Astrid dirawat berdua, jadi bisa saling menjaga," kata Astrid.
Ibu dua anak ini pun menyaksikan pengalaman yang buruk selama berada di satu ruangan dengan Uya Kuya. "Uya kan dipasang oksigen. Pas saturasi turun, alatnya bunyi. Nah, tiap malam aku enggak bisa tidur karena setiap dia tidur, saturasi oksigen dia turun terus. Kalau udah gitu, aku panggil suster," kata Astrid.
Ia bahkan masih ingat momen saat dokter begitu panik dan terus menerus mengecek karena saturasi oksigen suaminya selalu turun. Akibat kejadian yang menimpanya, Uya Kuya pun menyarankan setiap orang yang isolasi mandiri untuk mengecek saturasi oksigennya dengan memiliki oximeter. Barang ini juga beberapa waktu lalu diwajibkan WHO pada pasien corona yang sedang isolasi mandiri.
"Jadi, buat yang isolasi mandiri, kalian coba beli alat oksigen, pengukur saturasi oksigen. Jangan sampe di bawah 90 karena banyak yang isolasi mandiri, tapi mereka enggak tahu kadar oksigennya turun dan sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit, telat," kata pria kelahiran 4 April 1975 ini.
Asisten dan Anak Menyusul Positif Covid-19
Perjuangan Uya Kuya dan Astrid untuk sembuh semakin berliku saat mengetahui dua asisten yang merawat anak mereka, Nino dan Cinta, juga dinyatakan positif Covid-19. Uya Kuya dan Astrid menangis saat mengetahui kedua anaknya harus tinggal tanpa pengawasan orang dewasa.
Cobaan Uya Kuya dan Astrid semakin berat saat Nino juga dinyatakan positif Covid-19 sehingga menyisakan Cinta tinggal di apartemen seorang diri. "Bayangin, anak sekecil itu mesti tinggal tanpa orangtua. Astrid juga enggak bisa sering-sering cek kondisinya karena fokus sama gue," ujar Uya Kuya sambil berurai air mata.
Situasi itu bahkan sempat membuat kondisi kesehatan Uya Kuya turun karena memikirkan nasib Cinta, terlebih ia sudah menyiapkan kejutan ulang tahun untuk anaknya yang akan menginjak usia 17 pada 2 Februari itu.
Hingga di hari kesembilan tinggal di rumah sakit, Uya Kuya dan Astrid akhirnya diperbolehkan pulang. Namun, ia harus melakukan isolasi mandiri sebelum bertemu dengan kedua buah hati mereka.
Meski sudah sembuh, Uya Kuya juga masih mengeluh sesak napas ringan, dan sesekali gemetaran. Kejadian ini membuat Uya Kuya dan Astrid banyak memetik hikmah dan berpesan kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan Covid-19.
"Ini (Covid-19) penyakit yang kejam. Ini enggak kayak yang orang-orang bilang yang biasa-biasa aja, 'Ah, ini penyakit Covid bisa (disembuhkan), tinggal isolasi mandiri di rumah, tapi itu buat orang tanpa gejala. Nah, tapi buat yang tanpa gejala juga hati-hati, lho," kata Uya Kuya.
Di akhir videonya, Uya Kuya dan Astrid kembali mengingatkan agar semua yang menonton selalu taat pada protokol kesehatan terutama rajin memakai masker. Uya Kuya juga ikut mendukung langkah stasiun TV nasional yang mulai mewajibkan seluruh pemain dan kru di studio untuk selalu mengenakan masker.