Pengalaman Puti Guntur, Ketemu Warga Di Pinggir Rel Kereta
Baru pertama kali ini Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno bertemu warga di bantaran rel kereta api. Saat gayeng berbicara, tiba-tiba datang kereta melaju kencang.
“Ini pengalaman pertama bagi saya, bertemu warga di pinggir rel,” kata Puti Guntur Soekarno di Kelurahan Sememi, Benowo, Kota Surabaya, Selasa, 1 Mei 2018, malam.
Puti diundang oleh warga Sememi untuk menghadiri peringatan Hari Kartini di RW 01, Kelurahan Sememi. Sekitar 2 ribu warga sudah berkumpul, berjejal, di gang kampung, pinggir rel kereta api.
“Kita bersyukur, Sememi dikunjungi Mbak Puti Guntur Soekarno, cucu Bung Karno,” kata Syaifuddin Zuhri, Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya.
Kampung itu padat, tapi tertata. Jalan-jalan sudah dipaving. “Ini semua berkat perjuangan Pak Syaifuddin,” kata Sulaiman, seorang warga. Syaifuddin Zuhri adalah juga Ketua Komisi C Bidsng Pembangunan DPRD Kota Surabaya.
“Lebih 15 tahun Kota Surabaya dipimpin kader PDI Perjuangan. Dulu Pak Bambang DH, sekarang Walikota Bu Risma. Surabaya banyak berubah, lebih baik, dan banyak bermanfaat bagi warga,” kata Syaifuddin.
Kader PDIP itu mengajak warga untuk mendukung Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno. “Coblos nomor 2,” kata Syaifuddin disambut meriah oleh warga.
Ketua RW 01, Mahfudz, mendaulat Puti Guntur untuk membeberkan visi-misi dan program. “Kami ingin mendengar rencana Gus Ipul-Mbak Puti,” kata Mahfudz.
“Warga Sememi siap memenangkan Gus Ipul-Mbak Puti,” kata Hambali, Ketua RW 09, Kelurahan Sememi.
Lalu, Cawagub Puti Guntur menjelaskan sejumlah program yang disusun bersama Gus Ipul. Seperti, pemberian nutrisi makmur bagi warga tidak mampu, upaya untuk penanggulangan kemiskinan, kartu Jatim sehat, dan pendidikan gratis untuk SMA/SMK Negeri.
“Kemarin Bu Risma meminta kami untuk menggratiskan SMA/SMK Negeri, seperti era sebelumnya,” kata Puti.
Lagi gayeng berbicara, mendadak peluit ditiup warga. Tuittt, tuittt, tuittt. Diikuti terikan bersahutan, “Ayo, minggir, minggir, minggir. ‘Beliaunya’ mau lewat,” kata warga bersahutan.
‘Beliau’ yang dimaksud adalah kereta api. Warga yang berdiri di rel kereta, segera menyingkir. “Ayo bapak-bapak, mas-mas dan adik-adik, silahkan minggir,” kata Puti lewat pengeras suara.
Tak lama kemudian, kereta melaju. Kencang. Puti menghentikan pidatonya. Debu berterbangan karena kesapu laju kereta kencang. Beberapa puluh detik jeda. Setelah berlalu, Puti bicara lagi.
“Asyik ya. Ini baru pertama kali bagi saya. Ketemu warga di pinggir rel kereta,” kata Puti disambut tepuk-tangan meriah.
“Satu kena debu, semua juga kena debu. Ya memang begini, harus dekat dengan rakyat,” kata Puti diikuti tertawa meriah oleh warga. (frd/wah)
Advertisement