Pengakuan Anggota Satpol PP Surabaya, Dihajar Saat Ada Unjuk Rasa
Abdul Muid Kafi, anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya, salah satu korban pengeroyokan oleh massa aksi unjuk rasa, pada Jumat 1 Desember 2023 lalu, kondisinya mulai membaik.
Jurnalis Ngopibareng.id datang ke rumahnya Jalan Banyuurip Lor Gang 3B Nomor 11, Kecamatan Sawahan. Kondisi Abdul Muid cukup bugar, walaupun belum pulih sepenuhnya. Dari cara jalannya, terlihat masih pelan.
Abdul Muid mengaku telah menjalani profesi sebagai Satpol PP selama kurang lebih setahun. "Baru sekitar 10-11 bulan saya bekerja sebagai Satpol PP di Kota Surabaya," tuturnya pada Sabtu 2 Desember 2023.
Pria ini berusaha menjelaskan sedikit demi sedikit kronologis kejadian pemukulan yang menimpa dirinya. Tepatnya saat mengawal massa aksi unjuk rasa di Jalan Ahmad Yani pada Jumat 1 Desember 2023 lalu.
"Kemarin kan memang semua jalan ditutup oleh pendemo. Banyak pengendara yang akhirnya tidak bisa lewat. Ada ruang sedikit, lewat trotoar dan nanti turun di sekitar taman gitu. Namun lama-kelamaan akhirnya ditutup oleh massa aksi, " ujarnya.
Ia kemudian berusaha memberitahu massa aksi yang berada di dekatnya untuk memberi sedikit jalan kepada para pengendara kendaraan bermotor. Alih-alih dituruti oleh massa aksi, justru kejadian tak menyenangkan menimpa dirinya.
"Saya sudah minta tolong ke massa aksi agar memberi jalan untuk kendaraan. Lalu saya diteriaki "opo, opo", dan sesudah itu langsung dipukul dari belakang. Terus akhirnya saya mundur pelan-pelan, naik ke trotoar, lalu saya dipukul dan ditendangi saat terjatuh di trotoar," beber Abdul.
Atas kejadian yang menimpanya, Abdul mengaku berusaha menangkis dan menghindari massa aksi yang mengamuk. Namun, hal tersebut tidak dapat terhindar lagi.
"Kalau pukulan bisa saya tangkis, namun kalau yang ditendang, ini kena tulang rusuk sebelah kanan. Tidak sampai patah tulang, hanya memar saja," katanya.
Dirinya juga menambahkan bahwa, hantaman juga menimpa bagian tubuhnya yang lain. Bahkan saat sudah tak berdaya, dihajar dengan benda lainnya.
"Saya juga dipukul juga di kepala bagian belakang dengan tangan kosong. Saat sudah sampai terjatuh, saya mau dipukul barier jalan, tapi tidak jadi karena ada yang melerai dan menghalangi," katanya.
Abdul merasa mereka melakukan kegiatan tak menyenangkan tersebut, tanpa komando dari siapa pun. Ia juga tak ingat identitas asal para pendemo tersebut.
"Mereka spontan dan langsung memukul itu. Yang mukul dari pendemo murni. Bajunya hitam dan ada badge merah-merah di bajunya itu," ujarnya.
Sesudah massa aksi dilerai, Abdul langsung dibawa ke RS M. Soewandhi dengan mobil patroli Satpol PP, untuk mendapat perawatan intensif terhadap luka yang dideritanya itu.
'Sesudah terjatuh dan terluka, saya langsung dibawa ke rumah sakit M. Soewandhi pakai mobil Satpol PP. Saat menjalani perawatan, saya juga divisum dan dirontgen. Efek sesudah dari pemukulan tersebut, tubuh saya memar dan merasa sesak nafas," tuturnya.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya kemudian bergerak cepat untuk membantunya. Biaya rumah sakitnya ditanggung dan pimpinannya juga telah menempuh jalur hukum terhadap kejadian yang menimpa anggotanya tersebut.
"Biaya rumah sakit ditanggung oleh Satpol PP dan pimpinan juga sudah melaporkan hal tersebut ke Satresmob Polrestabes Surabaya. Saya dengar sudah diproses," tambahnya.
Pimpinan Satpol PP Surabaya juga memerintahkan anggotanya untuk mengawal rumah Abdul, sejak dirinya dirawat di rumah sakit. "Saya dapat perlindungan langsung dari Kepala Satpol PP. Ada petugas di sini yang menjaga setiap hari dari pagi-malam, sejak kejadian yang menimpa saya itu," timpalnya.
Abdul mengaku juga siap untuk kembali bekerja, jika telah mendapat panggilan dari pimpinannya tersebut. "Itu nunggu taruna, panggilan dari atasan. Misalnya selasa diminta kerja, saya langsung bekerja," katanya.
Harapan Abdul adalah agar kejadian yang menimpanya tidak terulang lagi dan pada aksi demo selanjutnya, massa aksi diharapkan bisa berkelakuan kooperatif.
"Harapan saya, kita hidup sesama manusia harus saling membantu. Itu kan warga kasihan kalau mau berangkat kerja atau pulang kerja. Setidaknya ada sedikit jalan untuk lewat. Saya udah dua kali menjaga demo. Waktu itu aman lancar, bisa kooperatif. Saya dan pendemo damai, sambil mengatur jalan. Tapi yang kemarin berbeda," pungkasnya.
Advertisement