Pengajuan Visa Umrah Dibuka, Ini Kebijakan Arab Saudi
Puncak penyelenggaraan Ibadah Haji 1443 Hijriah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina telah selesai. Jemaah haji pun berangsur-angsur pulang ke tanah air.
Direktur Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Nur Arifin mengatakan, dengan selesainya puncak haji, pemerintah Arab Saudi membuka kembali pengajuan visa umrah per Sabtu 16 Juli 2022.
"Alhamdulillah, saya sudah mendapat konfirmasi bahwa pengajuan visa umrah sudah dibuka per hari ini," kata Arifin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Senin 18 Juli 2022.
Meski demikian, lanjut Arifin, musim umrah untuk peziarah dari dalam dan luar kerajaan Saudi baru akan dimulai pada 30 Juli mendatang.
"Jadi pengajuan visa dibuka dari sekarang. Keberangkatan, mulai akhir bulan," jelasnya.
Persyaratan pengajuan visa, kata Arifin, antara lain jemaah harus sudah menyelesaikan vaksinasi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat vaksin yang dikeluarkan oleh otoritas resmi negara masing-masing.
Persiapan Haji 2023
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, terkait persiapan haji 1444 H/2023 M.
Menag menyebut, juga sudah menyampaikan sejumlah catatan untuk perbaikan ibadah haji. Baik dari sisi penyelenggaraan di Indonesia, maupun di Arab Saudi.
"Kami sepakat membuat taskforce atau tim bersama untuk membahas persiapan haji tahun depan agar lebih baik lagi," kata Menag usai melepas jemaah haji kloter 2 Embarkasi Solo (SOC 2) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Jumat lalu.
"Tim ini akan berdiskusi bersama agar masalah yang ditemukan di lapangan yang dihadapi jemaah bisa diperbaiki di masa yang akan datang," sambung Gus Men, panggilan akrabnya.
Dari sisi Indonesia, Kemenag mengindentifikasi masih ada petugas yang kurang disiplin. Menag mengakui, upaya mendisiplinkan lebih 2.000 petugas menjadi pekerjaan tersendiri.
"Ke depan, saya pastikan semua yang terlibat dalam penugasan layanan ibadah haji harus disiplin. Semua harus diniatkan betul dari Tanah Air untuk melayani jemaah, dan bonusnya ikut beribadah haji. Jangan dibalik," tegasnya.
Dua Hal Disorot
Sementara itu dari sisi Arab Saudi, Menag antara lain menyoroti dua hal. Pertama, penambahan toilet perempuan.
Menurutnya, jemaah Indonesia mayoritas perempuan dan mereka membutuhkan waktu lama saat di toilet.
"Sehingga toliet di Masyair (Arafah, Muzdalif, Mina) perlu ditambah," terang Menag.
Hal kedua yang menjadi sorotan adalah pelayanan di Masyair yang dinilai belum seimbang, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kenaikan harga yang signifikan, kata Gus Men, harusnya layanan yang diberikan bisa lebih baik lagi.
Hal ini, kata Gus Men, juga akan dibicarakan dengan pemerintah Arab Saudi.
"Saya sampaikan, ini yang mengeluh saya, lho bukan jemaah. Dari apa yang kami bayarkan di Masyair, saya merasa masih jauh dari ekspektasi saya," sebutnya.
"Kita lalu sepakat membuat tim bersama atau taksforce," sambungnya.
Selain itu, Gus Men juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi, Raja Salman, dan Pangeran Muhammad bin Salman.
Menag yakin, Pemerintah Saudi telah bekerja keras memberikan pelayanan kepada jemaah haji seluruh dunia.
"Apalagi haji sudah off dua tahun karena pandemi. Banyak model baru juga dalam penyelenggaraannya yang mengarah pada digitalisasi. Banyak penyesuaian, dan dalam waktu sempit, Pemerintah Saudi sudah melalukan yang terbaik," tandasnya.