Penerima Bansos di Jember Kecewa Kebijakan Penundaan Pencairan karena Pilkada
Kebijakan Sekda Jember Hadi Sasmito terkait penundaan pencarian hibah dan bansos dengan alasan Pilkada mendapatkan renspons yang beragam. Meskipun ada pihak yang sepakat, tetapi juga tidak sedikit pihak yang menolak kebijakan tersebut.
Salah satu yang menolak kebijakan tersebut adaalah penerima bansos. Warga yang selama ini banyak dibantu dengan program bansos merasa terpukul mendengar kebijakan penundaan pencairan.
Devi Ika Yustiani, 34 tahun, warga Dusun Gudangrejo, Desa/Kecamatan Rambipuji, Jember, mengatakan, ibunya, Suyati, 65 tahun, sudah dua tahun berturut-turut mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut merupakan program BPNT.
Suyati bisanya mendapatkan bantuan secara rutin setiap dua bulan sekali. Selama dua tahun, Suyati sangat terbantu dengan bantuan tersebut.
Karena itu, Devi kaget mendengar bahwa pada bulan ini tidak ada lagi pencairan. Padahal pada bulan-bulan sebelumnya rutin.
Devi merasa terpukul setelah mengetahui alasan penundaan pencairan bansos tersebut hanya karena sedang ada Pilkada. Pahadal Pilkada dan penyaluran bansos merupkan hal yang berbeda.
Devi berharap kebijakan penundaan pencairan bansos segera dicabut. Sebab, meskipun ada Pilkada, masyarakat tetap membutuhkan bantuan tersebut.
“Saya tidak setuju kalau penyaluran bansos dihentikan. Karena Pilkada dengan bansos berupa PKH dan BPNT kan tidak ada hubungannya. Kalau bisa jangan dikait-kaitkan. Bantuan kan dari pemerintah, bukan dari peserta pilkda,” katanya, Kamis, 17 Oktober 2024.
Terkait kerawanan dipolitisasi, Devi meminta tidak perlu khawatir. Sebab, sejauh ini masyarakat Jember menjatuhkan pilihan politiknya secara rasional, bukan karena diberi sesuatu.
Sebab, pilihan politik adalah sebuah pilihan yang lahir dari hati nurani. Bukan karena faktor ada sesuatu.
“Saya memilih sesuai hati nurani, bukan karena diberikan bansos. Apalagi bansos ini bukan dari paslon, tetapi dari pemerintah,” pungkas perempuan dengan lima anggota keluarga itu.
Kekecewaan terhadap kebijakan penundaan pencairan bansos juga disampaikan oleh Holila, 34 Tahun, warga Dusun Gudangrejo, Desa/Kecamatan Rambipuji, Jember. Holila juga tercatat sebagai penerima bansos sejak dua tahun terakhir.
Selama dua tahun itu, Holila sangat merasakan dampak dari pembagian bansos. Selain untuk bekal anak ke sekolah juga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Terdakang bansos yang diterima diputar untuk modal usaha.
Holila mengatakan dirinya tidak mengetahui ada penundaan penyaluran bansos. Apalagi penundaan tersebut dikaitkan dengan Pilkada.
Holila tidak tahu lagi ke mana akan berharap jika bansos benar-benar ditunda. Sebab bansos tersebut selama ini sudah sangat membantu Holila dengan lima anggota keluarga lainnya.
“Saya kecewa jika ada penundaan pencairan hanya karena Pilkada. Bantuan itu kan untuk rakyat kecil, tidak ada kaitannya degan politik,” pungkasnya.