Penelitian Prediksi Kasus Virus Corona Capai 191 Ribu di Februari
Jonathan M Read serta sejumlah ilmuwan yang terafiliasi dengan Lancaster Medical School, Inggris, Departemen Biologi dan Institut Patogen Baru dari Universitas Florida, dan Dewan Penelitian Medis dari Pusat Penelitian Virus Unversitas Glasgow, membuat prediksi awal penularan virus corona. Hasilnya, jumlah orang yang terinfeksi di Wuhan akan mencapai 191.529 individu per 4 Februari 2020.
Hasil prediksi yang dimuat di laman distribusi dan pengarsipan data medis gratis, Medrxiv.com, juga menulis jika upaya menutup transportasi udara hingga 99 persen di Wuhan, hanya akan menunda penyebaran virus di luar China, hingga 24,9 persen, namun tidak menghentikan penyebaran.
Penelitian menyarankan tindakan pengendalian untuk menghentikan penyebaran dengan tingkat infeksi antara 3,6 hingga 4 hari itu.
Pada dokumen penelitiannya, Read menyebut hasil penellitian yang menggunakan metode hitung matematika, bertumpu pada data kasus yang dilaporkan secara resmi di Wuhan dan sejumlah negara lain yang terjangkit, sejak 1 Januari hingga 21 Januari 2020.
Temuannya mendapati jika per 21 Januari, hanya 5,1 persen individu yang bisa terdeteksi terpapar virus, atau sebanyak 3.493 orang. Hal ini karena virus merupakan jenis baru, sulit terdeteksi, dan membutuhkan masa inkubasi antara 3,6 hingga 4 hari.
Ia juga memperkirakan, terdapat total 11.341 orang yang terpapar virus di Wuhan, sejak awal Januari hingga 21 Januari 2020.
Menggunakan rumus interval, Read juga memprediksi jumlah individu terinfeksi di Wuhan pada 4 Februari nanti akan mencapai 191.529 orang. Mereka umumnya memiliki gejala demam, batuk ringan, dan nafas pendek. Selain itu, gejala lain yang lebih berat seperti pneumonia, sindroma pernafasan akut dan kegagalan ginjal juga ditemukan. Sejumlah pasien dengan kondisi tertentu juga dilaporkan meninggal, dengan sebagian besar orang tua dan anak-anak.
Virus juga akan menginfeksi penduduk di kota lain seperti Shanghai, Beijing, Guangzou, dan Chongqing. Kasus juga akan ditemukan di negara lain seperti Thailand, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Australia, dan Vietnam.
Prediksi penyebaran ini didapat dengan menggunakan data penumpang milik bank data OAG Traffic Analyser, tahun 2017.
Ia juga menyebut jika perkiraan penyebaran didapat dengan mengabaikan upaya intervensi apa pun untuk mengontrol dan menghentikan penyebaran virus. Sehingga datanya tak bisa digunakan untuk memprediksi jumlah korban, jika melibatkan tindakan intervensi.
Sementara, tentang prediksi penyebaran jika dilakukan penutupan akses transportasi, penelitian juga hanya fokus pada transportasi udara, tanpa memperhitungkan berbagai akses transportasi darat.