Peneliti: Vaksinasi Jangan Terburu-Buru
Vaksin Sinovac untuk Covid-19 sudah didistribusikan ke beberapa daerah, termasuk Jawa Timur. Meski demikian peneliti sekaligus Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari PNF Prof dr Chairul Anwar Nidom mengingatkan, agar tidak terburu-buru melakukan vaksinasi.
Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) ini mengungkapkan, sebaiknya dilakukan penelitian secara mendalam terkait efek samping sebelum benar-benar diberikan pada masyarakat.
"Saya tidak bisa menjawab mengenai efek penyuntikan, oleh karena itu harus dilakukan penelitian secara mendalam jangan sampai pertanyaan terkait efek samping terjawab dilapangan. Kalau bisa terjawabnya di ruang laboratorium dengan mengunakan hewan misalnya," papar Ketua PNF ini, Rabu, 6 Januari 2020.
Menurutnya, informasi yang kurang lengkap di masyarakat saat ini, justru membuat ketakutan tersendiri. "Virus ini baru, vaksinasi baru, pelaksanaan vaksiniasi juga tidak ada contohnya. Jadi kalau ada orang megatakan jangan-jangan kita hanya dijadikan kelinci percobaan saya bisa menerima meskipun itu tidak tepat. Jadi wajar masyarakat ada yang takut," imbuhnya.
Mengenai vaksin yang belum medapatkan ijin BPOM, Nidom menambahkan, dalam tahapan vaksin baru ada aspek-aspek yang tidak bisa ditinggalkan salah satunya ialah tahapan uji klinis 3.
"Nah, uji klinis di Indonesia kan belum, belumnya ini sebabnya apa juga belum ada laporan dari tim uji trialnya. Sebaiknya tim ini membuat laporan untuk BPOM dan masyarakat yang bersifat ilmiah dan populer agar masyarakat juga tidak menerka-nerka," jelas Nidom.
Dari informasi yang ia himpun pun, vaksinasi seharusnya baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun. Setelah tim uji klinis merampungkan laporannya.
"Sebetulnya begini dari informasi schedule yang saya dapat tenya baru selesai akhir Januari lalu baru dibuat laporan semetara. Maret harusnya baru selesai. Setelah itu BPOM baru dapat melakukan tugasnya, sebenarnya bukan lambat tapi memang prosesnya," tandasnya.
Nidom pun berharap, vaksinasi dilakukan dengam hati-hati dan tidak terburu-buru agar tidak menimbulkan hasil yang kurang bagus.
Advertisement