Peneliti UB Buat Ventilator Oksigen karena Langka Saat Pandemi
Tim peneliti Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari 8 orang membuat ventilator oksigen. Sebab, saat pandemi Covid-19 ini ventilator oksigen tergolong langka karena banyak yang membutuhkan.
Tim peneliti yang tergabung dalam UB Tech tersebut mengatakan, bahwa untuk mengatasi kelangkaan ventilator oksigen di pasaran, mereka merancang ventilator oksigen sendiri dari bahan baku sederhana.
“Kami melihat tidak semua rumah sakit dilengkapi dengan ventilator. Sementara sekarang, kebutuhan ventilator sangat mendesak. Karena itu kami coba untuk merakit ventilator dari bahan-bahan yang mudah supaya bisa mencukupi kebutuhan di wilayah Malang Raya,” ujar Ketua UB Tech, Waru Djuriatno, pada Sabtu 2 Mei 2020.
Meski dibuat dengan bahan baku sederhana, tapi Waru menegaskan, ventilator buatannya tersebut tidak kalah dengan ventilator komersil.
Waru menjelaskan, ventilator oksigen tersebut dirancang dengan model BiPAP (Bilevel Positive Airway Pressure) yang berfungsi mengalirkan oksigen dari tabung menuju paru-paru melalui selang. Tekanan udara yang masuk kepada pasien dapat dilihat karena telah terhubung komputer.
“Tekanannya pun dapat diatur sehingga kadar oksigen yang diperlukan bisa pas,” terangnya.
Ventilator oksigennya tersebut masih berupa prototipe. Bahan baku utamanya proportional valve yang berfungsi mengalirkan udara mengikuti kebutuhan pasien.
Namun, Waru mengungkap, pihaknya masih kesulitan mendapatkan bahan baku tersebut dari pihak rekanan karena tidak dapat dipesan seca instan.
“Saya dijanjikan oleh perusahaan butuh waktu sekitar dua pekan. Kalau itu sudah ada maka bisa sempurna ventilator kami,” ujarnya.
Untuk biaya produksi dari ventilator ini jauh lebih murah dari ventilator yang dijual di pasaran. Waru butuh dana Rp25 juta untuk membuat ventilator tersebut. Harga ini lebih murah dibandingkan dengan ventilator di pasaran yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Kalau untuk produksi (massal) kami menyerahkannya kepada pihak kampus,” jelas Waru.
Karena masih berupa prototipe, Waru dan timnya masih harus menyempurnakan ventilator tersebut. Rencananya, mereka akan mengembangkan pengontrolan interface dengan sistem android. Sehingga dokter dapat memonitor kondisi pasien dari jarak jauh.
Advertisement