Peneliti SSC sebut Nama Eri Cahyadi Muncul di Bursa Pilgub Jatim
Beberapa nama favorit warga muncul dalam bursa calon Gubernur Jawa Timur. Hal itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC). Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan bahwa ada hasil yang cukup mengejutkan dari survei terebut. Nama Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menyeruak di antara kandidat Cagub Jawa Timur.
"Eri Cahyadi memperoleh elektabilitas sebanyak 17,0 persen. Hasil ini menempel perolehan Tri Rismaharini yang memeroleh sebanyak 18,8 persen, kemudian ada Emil Dardak dengan 15,6 persen," ujar Surokim, Kamis, 12 Januari 2023.
Nama Khofifah masih memuncaki hasil survei elektabilitas di Jatim dengan 33,5 persen. Sisanya, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dengan 4,0 persen. Meski demikian, Surokim mengatakan, ceruk di masyarakat Surabaya masih sangat terbuka lebar bagi seluruh nama yang beredar di bursa cagub.
“Karena di survei elektabilitas cagub masih ada 1,7 persen menjawab lainnya dan sebanyak 9,4 persen masih menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Dengan jumlah sebanyak ini, yang bisa merangkul mereka bisa menyalip di tikungan akhir,” beber Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura.
Dengan hasil ini, Surokim juga menilai hubungan baik yang terjalin antara Khofifah dan Eri sudah benar untuk dilakukan. "Saya rasa hubungan baik antara keduanya menjadi langkah yang benar," imbuhnya.
Sementara itu, peneliti senior SSC lainnya, Ikhsan Rosidi menjelaskan, warga Surabaya mungkin melihat bahwa ada potensi bagi Eri Cahyadi untuk berkiprah di Jawa Timur.
"Warga mungkin saja melihat bahwa ada potensi bagi Eri Cahyadi untuk berkiprah lebih luas di Jawa Timur, bukan hanya di Surabaya," ujarnya.
Untuk diketahui, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC dilaksanakan dari 1-10 Januari 2023 pada 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Melibatkan 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner. Sementara itu, penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.