Pendukung Bikin Rusuh di Capitol, Ini Bantahan Trump
Demokrasi di Amerika Serikat (AW) sedang mengalami masalah. Kekacauan dan rusuh di Gedung Capitol Hill menjadi bukti. Tuduhan pun tertuju pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai akar masalah.
Begitu pun, akhirnya Trump membantah telah menyampaikan pidato yang membuat pendukungnya melakukan kekerasan di Gedung Capitol Hill. Trump pidato pada 5 Januari lalu, kemudian pendukungnya menyerbu Gedung Capitol Hill pada 6 Januari 2020.
Trump tidak merasa telah mendorong para pendukung untuk berbuat kekerasan. Demikian dikutip AFP, Rabu 13 Januari 2021.
"Mereka telah memahami pidato saya, kata-kata saya, kalimat terakhir saya," kata Trump mengutip AFP.
Ia yakin tidak ada yang salah dari ucapannya. Trump juga yakin massa yang menyerbu Gedung Capitol Hill melakukan kekerasan hingga kericuhan akibat pidatonya.
Pada 6 Januari lalu, Trump berpidato di hadapan banyak pendukungnya di Washington. Dia mengatakan bahwa pilpres AS telah dicurangi, sehingga Joe Biden yang dinyatakan menang.
Ia lalu menyampaikan bahwa pendukungnya perlu menunjukkan kekuatan dengan mendatangi gedung Capitol Hill, Washington DC.
Keesokan harinya, yakni 7 Januari, massa lalu mendatangi gedung. Mereka juga memaksa anggota parlemen untuk meninggalkan gedung dan tidak memberi cap resmi kemenangan Joe Biden.
Akibat peristiwa tersebut, 68 orang ditangkap. Mereka akan langsung menjalani proses persidangan. Kepolisian setempat juga masih terus mencari orang-orang yang membuat kericuhan.
Facebook dan Twitter kemudian memblokir akun Donald Trump. Kepala Kepolisian Capitol, Amerika Serikat, Steven Sund juga mengundurkan diri usai peristiwa tersebut.
Tak hanya itu, Partai Demokrat AS juga ingin memakzulkan Trump. Demokrat menilai Trump telah menggerakkan pendukungnya untuk melakukan kekerasan di Gedung Capitoll Hill.
Advertisement