Penduduk Banyak, DPR Sebut Indonesia Sedikit Lakukan Tes PCR
Anggota DPR RI mendorong pemerintah Indonesia lebih banyak melakukan tes PCR untuk mendeteksi infeksi covid-19. DPR menilai pengujian PCR relatif sedikit di Indonesia terutama jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya, seperti Filipina.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. Menurutnya Indonesia baru memeriksa 113.452 spesimen dengan hasil positif sebanyak 12,4 persen, sejak Maret sampai 10 Mei, atau selama dua bulan delapan hari.
Jumlah itu jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Filipina dengan 1.489 tes per 1 juta penduduk. Atau Kolombia dengan 2.848 tes per 1 juta penduduk.
Mufidayati juga mengutip data di Worldometer, dengan tes PCR di Indonesia berlangsung dengan perbandingan 579 tes per 1 juta populasi, sementara Malaysia telah melakukan tes 7.938 per 1 juta populasi.
Menurutnya, perbandingan ideal di Indonesia, dengan memperhatikan populasi sebanyak 270 hingga 300 juta, tes PCR seharusnya dilakukan terhadap 2,7 juta hingga 3 juta orang di daerah yang sudah ditemukan kasus positif.
Menurutnya, banyaknya spesimen yang akan dites seharusnya tidak menjadi kendala, karena terdapat 70 laboratorium yang tersebar di Jakarta dan Pulau Jawa, yang mampu menguji PCR.
Sedangkan yang terjadi, daerah banyak memilih melakukan rapid test yang beradasar pada antigen dengan hasil yang dinilai tidak akurat.
Ia meminta pemerintah memberikan dukungan berupa penyediaan reagen, virus transport media (VTM), serta laboran yang piawai melakukan uji PCR, kepada daerah. Sebab, ia khawatir, jika tes PCR tak segera dilakukan, kurva penyebaran covid-19 akan terus menanjak dan berlangsung panjang.
Ia juga menyesalkan adanya relaksasi transportasi yang menurutnya bisa memperbesar potensi penyebaran virus ke daerah. Sementara fasilitas kesehatan di daerah tidak memadai untuk penanganan covid.
(Antara)
Advertisement