Pendopo Agung, Tempat Patih Gajah Mada Membaca Sumpah Palapa
Pendopo Agung Trowulan, tempat ini cukup menarik perhatian. Lokasinya di area yang dianggap sakral oleh warga setempat.
Pendopo Agung Trowulan dibangun pada tahun 1964 sampai 1973 oleh Kodam-V Brawijaya di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Bangunan itu konon berada di lokasi bekas Kerajaaan Majapahit pada masa lalu yang merupakan tempat Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Ada Banyak Hal Menarik di halaman Pendopo Agung. Saat kita melewati gerbang masuk, di sebelah kiri terlihat ada cungkup kecil. Di dalamnya terdapat tugu prasasti dan di atasnya ada sebuah patung Mahapatih Gajah Mada yang hanya sebentuk dada sampai kepala. Patung tokoh Patih Gajah Mada yang sangat terkenal itu diresmikan oleh Komando Pusat Polisi Militer pada 22 Juni 1986.
Di sebelah kanan, tepat di hadapan patung Mahapatih Gajah Mada kita menemukan sebuah monumen yang bertuliskan komitmen para tokoh bangsa untuk tetap menjaga keutuhan negara. Pada monumen ini juga terlihat ditandatangani oleh tokoh-tokoh terkenal, pada 21 Februari 2008. Seperti Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada saat itu, Gubernur Jawa Timur, dan beberapa pejabat teras lainnya yang berkuasa pada tahun 2008.
Kemudian, tak jauh dari monumen dan prasasti, ada patung yang menggambarkan sosok Raja Brawijaya, penguasa Majapahit. Dengan posisi berdiri tegak yang di atasnya ada sebuah payung kerajaan berwarna keemasan.
Di belakang patung Raja Brawijaya ini ada bangunan utama yaitu yang disebut Pendopo. Bagian dalam Pendopo Agung Trowulan hampir keseluruhannya terbuat dari kayu, kecuali dasar pilar yang menggunakan umpak batu. Lalu bangunan di belakang pendopo, terdapat deretan relief yang menceritakan sejarah Kerajaan Majapahit.
Selain itu, nama-nama Panglima Kodam Brawijaya juga bisa ditemukan dalam pahatan di salah satu bagian dinding. Lebih ke belakang lagi ada makam umum warga setempat. Nah, pada bagian tengah makam ini terdapat Petilasan Panggung, yang bangunannya berupa joglo kecil. Petilasan itu merupakan lokasi yang dipercaya sebagai tempat Raden Wijaya melakukan semedi sebelum ia membuka pemukiman di hutan Tarik di tepian Sungai Brantas yang menjadi cikal bakal Kerajaan Majapahit.
Pada gapura Makam Panggung terdapat sebuah plakat yang menerangkan fungsi tempat ini di masa lampau. Tulisan itu menyebutkan bahwa Makam Panggung merupakan Tempat Pertapaan Eyang Raden Wijaya, raja pertama Majapahit serta Tempat Pembacaan Sumpah Amukti Eyang Patih Gajah Mada.
"Nama makam panggung itu untuk nama depannya saja, kalau untuk sebenarnya dimasa kerajaan Majapahit yaitu Sanggar Agung Songsong Bawono, tempat Raden Wijaya menerima wahyu sehingga dia mendirikan Kerajaan Majapahit," kata Juru Kunci Petilasan Pendopo Agung, Suroto 39 tahun, Minggu 5 Desember 2021.
Pendopo yang berlantai marmer serta atapnya dari kayu, membuat tempat ini memberikan kesejukan tersendiri bagi para pengunjungnya. Oleh karenanya, pendopo ini kerap kali digunakan para pengunjung untuk bersantai. Biasanya pengunjung yang duduk-duduk di pendopo lebih banyak terlihat pada siang hari.
Ditambah lagi bagian halaman depan Pendopo Agung, terdapat taman bunga dan sangkar rusa. Ada juga tempat bermainnya anak sehidup tempat ini layak untuk menjadi tempat bersantai keluarga.