Pendirian Ponpes Gus Nur di Singosari, Malang Ditolak Warga
Rencana pendirian Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Qur,an oleh Sugik Nur atau yang akrab disapa Gus Nur mendapat penolakan dari warga sekitar. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU), Singosari, Kabupaten Malang, Achmad Noer Junaidi.
Junaidi mengatakan bahwa Ponpes milik Sugik Nur tersebut berada di komplek Perumahan Ahsana yang proses kepemilikan tanahnya masih bersengketa dengan warga sekitar.
"Tanahnya masih sengketa saya dengar dari masyarakat sana. Dan dari hasil rapat kemarin dengan ranting memang ada masalah itu tanahnya itu belum terbeli total oleh pengembang," ujarnya pada Jumat 3 Desember 2021.
Karena masih bersengketa dengan pengembang kata Junaidi, masyarakat juga keberatan bahwa di lahan sengketa tersebut bakal dibangun pondok pesantren yang dimiliki oleh Gus Nur. Lalu masyarakat mengadukan keberatan tersebut kepada Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Malang.
"Ada sebagian masyarakat mengadukan ke RMI dan itu tidak salah alamat. Karena yang dibangun itu ma'had atau pondok dan RMI aliansi pondok, tidak salah," katanya.
Warga sekitar menolak pendirian pondok pesantren tersebut karena sosok Gus Nur yang kontroversial. Junaidi menambahkan meski Gus Nur juga sempat melecehkan kiai-kiai NU di Singosari, tapi pihaknya siap menjadi penengah antara warga dengan Gus Nur.
"Kalau NU itu intinya tidak ada dendam. Kami cuma memediasi antara warga sekitar yang menolak dengan Gus Nur dan Gus Nur juga sudah bilang kalau dia siap jika dipanggil," ujarnya.
Ditambahkan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang, Umar Usman mengatakan bahwa masyarakat Desa Klampok di Kecamatan Singosari sudah menilai Gus Nur sebagai juru dakwah yang buruk.
"Masyarakat sana sudah resah Gus Nur itu sudah viral di Desa Klampok itu yang ceramah dengan misuh-misuh (berkata kasar) jadi masyarakat sana berpikir nantinya dijadikan dakwah seperti itu maka resah mereka," katanya.