Pendidikan Mitigasi Bencana, Ini Bahasan Penting Muhammadiyah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyampaikan pentingnya pendidikan mitigasi kebencanaan.
“Banyak orang memahami musibah dalam pengertian yang negatif. Menurut Tarjih Muhammadiyah, musibah itu ada yang positif dan negatif. Sebagian besar musibah karena perilaku manusia. Tapi di lain hal terjadi karena murni kehendak Allah. Manusia bisa memprediksi sesuai dengan ilmu. Ini yang kita sebut sebagai mitigasi,” ujar Abdul Mu’ti dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Sabtu 12 Januari 2019.
Menurutnya, Indonesia banyak pendekatan digunakan dalam melihat terjadinya musibah mulai dari pendekatan mistis sampai akademis. Muhammadiyah melihat bencana dan musibah menggunakan pendekatan teologis sesuai akidah Islam sekaligus pendekatan Ilmiah.
“Tahun 2018 disebut sebagai tahun musibah. Muhammadiyah sudah menerbitkan buku Fikih Kebencanaan yang memandang dari sisi teologi Islam bagaimana Al Quran berbicara tentang bencana. Kita harus mengantisipasi sesuai pepatah sedia payung sebelum hujan. Tapi sayangnya masyarakat masih kurang edukasi,” tutur Abdul Mu'ti.
“Tahun 2018 disebut sebagai tahun musibah. Muhammadiyah sudah menerbitkan buku Fikih Kebencanaan yang memandang dari sisi teologi Islam bagaimana Al Quran berbicara tentang bencana. Kita harus mengantisipasi sesuai pepatah sedia payung sebelum hujan. Tapi sayangnya masyarakat masih kurang edukasi,” tuturnya.
Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng benua dan cincin api memiliki resiko bencana alam yang sangat tinggi sekaligus anugerah alam yang besar. Muhammadiyah menurut Abdul Mu’ti berusaha memaksimalkan peran edukasi masyarakat perihal mitigasi bencana alam.
“Meski musibah menyebabkan kerusakan secara fisik, infrastruktur, juga menimbulkan masalah psikologis, sosial dan moral. Begitu ada musibah, Muhammadiyah memberikan pelayanan sosial sebagai karakternya dan mengamalkan perintah Qur’an sehingga banyak yang mengenal Muhammadiyah karena aksi relawannya,” kata Mu’ti.
Sebelumnya, ia membuka acara Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat 11 Januari 2019, di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta.
Dalam pengajian itu, bertema “Mitigasi dan Edukasi Bencana” tersebut, Mu’ti sekaligus menyinggung keberhasilan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) yang berhasil meraih penghargaan dua penghargaan pada 2018 lalu.
“MDMC mendapat penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri dan dari Kementerian Kesehatan, sementara itu LazisMu mendapatkan penghargaan dari Baznas sebagai lembaga amil zakat paling banyak mendapatkan dana dan paling akuntabel. Dua lembaga ini bekerjasama selalu,” ungkap Abdul Mu’ti.
Islam, menurut Mu’ti telah menekankan pentingnya mitigasi bencana melalui Al-Qur’an dalam kisah pembuatan bahtera besar oleh Nabi Nuh untuk mengantisipasi banjir besar, kendati menghadapi ejekan dari banyak orang yang tidak percaya.
“Saat ini ketika kita membuat mitigasi bencana dari tahun sekian sampai sekian, banyak yang nyeletuk seperti tidak percaya Allah saja. Padahal ini takdir dalam bentuk sunatullah. Banyak ahli falak, dokter dan ilmuwan bisa memprediksinya, bahkan mengintervensi tapi tentu pada akhirnya sesuai kehendak Allah. Bencana dalam Islam yang berkemajuan tentu meningkatkan ilmu dan iman kepada kehendak Allah,” pungkas Abdul Mu’ti. (adi)