Pendidikan Inklusif Berkemajuan, DNA Muhammadiyah Sejak Lahir
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan, gagasan pendidikan – Madrasah Muhammadiyah yang dicetuskan KH Ahmad Dahlan, tidak seperti umumnya. Pada tahun-tahun itu, pendidikan masih dikotomis.
Namun Kiai Dahlan berbeda, dia mencetuskan pendidikan yang mengintegrasikan iman, akhlak, dan berkemajuan. Pendidikan Islam yang awalnya hanya belajar ilmu agama, berkat Kiai Dahlan mindset tersebut berubah.
Selain itu, imbuh Haedar, pendirian lembaga pendidikan Muhammadiyah juga sebagai usaha menjaga keberlanjutan perjuangan risalah Islam Berkemajuan.
“Nabi membawa risalah Islam itu untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan risalah Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad adalah untuk meneruskan agama rahma”.
Demikian diungkapkan Haedar Nashir, saat menghadiri acara Peresmian Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Caruban, Kabupaten Madiun, pada, Kamis 17 Juli 2022.
AUM Islam Berkemajuan
Ia sampaikan terima kasih kepada kader-kader daerah yang tidak pernah lelah membangun Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan yang inklusif berkemajuan di seluruh penjuru Indonesia.
Keberhasilan Islam dalam membangun peradaban yang Rahmatan Lil Alamin, selain karena tuntunan teks juga karena adanya rol model yang hidup dan menjadi contoh bagi lingkungannya.
Tapak sejarah tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Kiai Ahmad Dahlan, bahwa perubahan menjadi peradaban yang berkemajuan dilakukan oleh Kiai Dahlan dicontohkan secara langsung melalui praktik hidup yang benar, berbasis pada akhlak mulia.
“Inilah jejak yang harus kita lanjutkan. Maka saat ini di Caruban dan sekolah-sekolah Muhammadiyah di seluruh penjuru Indonesia, pendidikan Muhammadiyah berhasil mendidik putra-putri bangsa," tutur Haedar.
Pada bagian lain Haedar mengingatkan, di kawasan-kawasan terjauh, muslim sebagai minoritas, Muhammadiyah hadir menghadirkan lembaga pendidikan untuk semua. Di sana, mayoritas siswa dan mahasiswanya adalah non muslim. Itulah praktik nyata toleransi yang bukan hanya sebatas retorika. Nilai mendasar ini, kata Haedar, harus disebarkan lebih luas. Nilai-nilai ini penting untuk menjaga kesatuan bangsa.
Haedar tegaskan, DNA Muhammadiyah sejak awal memang dari Islam untuk Indonesia. Lembaga pendidikan dan organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang membersamai perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dari rahim Muhammadiyah lahir banyak pahlawan nasional, mereka berjuang mewakafkan dirinya untuk ikhtiar kemerdekaan.
Mambawa bangsa maju, kata Haedar, kuncinya adalah persatuan. Keragaman yang dimiliki Indonesia adalah mozaik yang akan memperindah kemajuan Indonesia. Di tengah itu, Muhammadiyah hadir melalui seluruh AUMnya untuk menjadi perekat keindonesiaan di atas keragaman.
Advertisement