Corona, Penjualan Hewan Kurban Diprediksi Menurun
Pandemi corona atau Covid-19 membuat banyak warga yang ekonominya terdampak. Oleh karena itu, penjualan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini diprediksi menurun dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, penundaan keberangkatan Haji pada tahun ini seharusnya bisa mendorong masyarakat lebih banyak yang membeli hewan kurban. Namun, dampak corona terhadap berbagai sektor membuat daya beli diprediksi menurun.
Hari raya Idul Adha masih menyisakan waktu 24 hari lagi. Indikasi turunnya daya beli warga terhadap hewan kurban sudah mulai terlihat. Samiran, salah satu pedagang hewan kurban, menyediakan dagangan sapi dan kambing.
Pedagang asal Kelurahan Campur Rejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini terkenang pada perayaan Idul Adha tahun lalu. Satu bulan sebelum pelaksanaan kurban, dia bisa menjual 50-60 ekor sapi. Sebaliknya, tahun ini saat ada pandemi corona, dia baru menjual 8 ekor sapi.
Samiran juga mengaku tak berani kulakan (belanja) banyak hewan kurban. Saat ini, lanjut pria yang sudah menekuni usaha jual beli sapi selama 30 tahun ini, dirinya hanya punya stok hewan kurban sebanyak 25 ekor.
"Kalau tahun sebelumya, saya berani ngambil sampai 70 ekor sapi, tapi kalau saat ini ada Covid-19 hanya 25 ekor sapi," ungkapnya.
Samiran beralasan tidak berani membeli hewan kurban dalam jumlah banyak lantaran situasi saat ini sepi pembeli. Hewan kurban sapi yang biasanya dia jual jenis Brahman. "Sapi jenis Brahman memiliki tekstur daging yang lebih padat jika dibandingkan dengan sapi lainya. Paling murah harganya," terangnya.
Sapi jenis Brahman dijual dengan kisaran harga Rp20 juta, untuk ukuran usia lebih 2 tahun. Sementara sapi Brahman berusia 3 tahun dijual seharga Rp 35 juta. "Harganya bergantung besar kecil ukuran sapi," imbuh dia.
Samiran biasanya membeli hewan kurban langsung dari peternak yang ada di desa sekitarnya atau pasar hewan. "Biasanya saya ngambilnya di pasar hewan Muning (Kota Kediri) dan pasar hewan Ngadiluwih (Kabupaten Kediri)," tuturnya.
Meski mengalami penurunan jumlah pembeli, Samiran mengklaim, dirinya tidak sampai merugi. Baginya yang terpenting adalah hewan kurban dagangnya tetap laku. "Kalau merugi sih nggak Mas, yang penting laku. Untung sedikit ya dilepas apalagi kondisi seperti saat ini," terangnya.