Pendekatan Bayani, Burhani dan Irfani, Perluas Wawasan Keislaman
Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani akan mendalam dan luas dalam memahami Islam.
Dengan ketiga pendekatan ini, aspek akidah, akhlak, amaliah, semuanya saling terkoneksi, saling terkait, maka memahami Islam harus betul-betul mendalam dan luas.
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) merupakan Mata Kuliah Wajib orisinal yang hanya ada pada lembaga pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Haedar berharap dengan adanya AIK ini mahasiswa mampu menghayati, memahami dan mengimplementaiskan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan.
“Dengan mengimplementasikan AIK ini, sehingga mampu menjadi alumni perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang dapat menyabar dan mempraktekkan al Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Karenanya, mata kuliah AIK ini sangat penting bagi perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah,” tutur Haedar, dalam keterangan Rabu 30 Juni 2021.
Kehadiran mata kuliah AIK ini memiliki tujuan terbentuknya insan muslim yang berbudi baik, alim, berakhlak mulia. Tidak hanya itu, diharapkan mahasiswa juga memiliki pemahaman ilmu keduniaan yang luas untuk membangun serta memajukan agama dan bangsa.
Semangat Jajdid
Haedar menerangkan, dalam paham al-Islam, Muhammadiyah berpedoman pada al-Quran dan al-Sunah al-Makbulah serta mengembangkan ijtihad yang dihiasi dengan semangat tajdid. Dalam Muhammadiyah, tajdid berarti purifikasi dan dinamisasi. Hal ini merupakan ciri khas yang otentik dan melekat dari pandangan Islam dalam Muhammadiyah
“Bagaimana caranya kita seluruh mahasiswa, dosen, dan pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah memahami Islam dari sumbernya yang asli yakni al-Quran dan al-Sunah al-Makbulah dan dalam konteks pengembangan tajdid dikembangkan dengan akal pikiran serta ijtihad yang sejalan dengan jiwa ajaran Islam,” tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Tiga Pendekatan Penting
Dalam memahami Islam pula, Muhammadiyah menggunakan tiga pendekatan yakni bayani, burhani, dan irfani.
Bayani bersumber pada kebenaran teks, burhani pada spekulasi dan hitung-hitungan akal pikiran, dan irfani pada ketetapan batin intuisi.
"Ketiga pendekatan ini harus terjalin berkelindan satu sama lain. Sebab Muhammadiyah memandang ajaran Islam sebagai aspek yang sempurna dan menyeluruh."
“Dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani akan mendalam dan luas dalam memahami Islam. Dengan ketiga pendekatan ini, aspek akidah, akhlak, amaliah, semuanya saling terkoneksi, saling terkait, maka memahami Islam harus betul-betul mendalam dan luas,” tutur Haedar.
Di Muhammadiyah, pendekatan bayani, burhani, dan irfani harus terjalin saling melengkapi, dan fungsional sehingga hubungannya bersifat spiral sirkular. Dengan ketiga pendekatan ini, Haedar percaya bahwa seorang muslim akan memahami Islam secara menyeluruh dan mendalam.
Advertisement