Pendekar Cilik Ujian Kenaikan Tingkat, Emak-emak Ikut Bingung
Al Azhar Seni Bela Diri (ASBD) se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) menggelar ujian kenaikan tingkat bagi para pesilat di Lapangan Kopassus Antang Sutrisna, Cijantung Jakarta Timur, Minggu 11 Juni 2023.
Acara ini diikuti lebih dari 500 pesilat cilik yang tergabung dalam ASBD. Ini salah satu ekstra kurikuler di Pendidikan Islam Al Azhar yang banyak diminati peserta didik.
Tepat pukul 07.00 WIB, peserta sudah berbaris di lapangan hijau dengan mengenakan seragam ASBD celana putih baju merah, lengkap dengan sabuk warna menurut kelas atau tingkatan masing-masing.
Dalam ujian ini untuk tingkat dasar wajib memperagakan 20 jurus yang telah diajarkan di sekolah. Rata-rata peserta dinilai mampu memperagakan jurus atau gerakan sesuai yang diminta penguji dari induk organisasi Ikatan Pencak Silai Indonesia (IPSI).
Bentuk setiap gerakan memiliki unsur berbeda seperti cara melangkah, posisi, hingga arah sasaran gerakan. Gerakan dalam cabang bela diri pencak silat juga dapat digabungkan untuk menghasilkan serangan baru atau dapat dinilai dari segi estetika.
Rangkaian gerak teknik yang dilakukan secara perorangan dalam pencak silat disebut jurus, yang dilakukan dengan tangan kosong atau menggunakan senjata.
Jurus bela diri pencak silat bisa digunakan dalam kategori tanding maupun seni, yang kemudian dibagi menjadi seni tunggal, seni ganda, dan seni beregu.
Jurus Tangan Kosong
Rangkaian gerakan jurus tangan kosong dalam cabang bela diri pencak silat kategori seni tunggal memiliki unsur langkah, pasang, dan teknik serangan, ujar seorang penguji.
Ujian dibagi per kelompok berdasarkan tingkatan dan sekolah. Menurut informasi seluruh Pendidikan Islam Al Azhar se-Jabodetabek mengikuti ujian. Antara lain Al Azhar Pusat Kebayoran Baru, Al Azhar Kemandoran, Al Azhar Bintaro, Al Azhar Cikarang, Al Azhar Pamulang serta ASBD yang lain.
Supaya anak anak tidak terganggu konsentrasinya, selama ujian berlangsung para orang tua atau pengantar dilarang masuk lapangan.
Sayang Anak
Mungkin tidak terbiasa melihat anak terkena panas matahari, aturan tak semua dipatuhi. Saat ujian berlangsung, seorang ibu tiba tiba masuk ke lapangan sambil membawakan minuman untuk anaknya.
Pemandangan yang lain ada seorang mendatangi penguji, kalau bisa jangan lama lama kasihan anaknya kepanasan. Ketika ibu itu meminta anaknya istirahat, anaknya malah yang tidak mau, ingin tetap dalam barisan bersama teman temannya.
"Ayo istirahat dulu nanti kecapean sayang," ujar seorang ibu, sambil menarik keluar putrinya yang berumur sekitar enam tahun.
Tetapi putri berontak kembali ke lapangan sambil berlarian bersama teman temannya. Sampai ujian berakhir kondisi semua peserta cukup sehat.
Penguji kembali terganggu oleh seorang ibu yang tiba nyelonong di lapangan lapangan ia berpesan kalau ujian tanding satu lawan satu supaya diingatkan menendangnya jangan keras keras.
Kejadian menarik lainnya seorang peserta ujian yang berumur sekitar enam tahun keluar lapangan sambil menangis membuat ibu ibu dipinggir lapangan bingung. Setelah ditenangkan ternyata ia bingung mencari ibunya, karena haus. Setelah dibantu ibu ibu mencari lewat WhatsApp grup orang tua, ternyata ibunya asyik di tenda. Setelah bertemu ibunya dan dibujuk, ia akhirnya kembali ke kelompoknya.
Salah seorang tim penguji dari IPSI, menilai gerakan peserta ujian kenaikan tingkat kali ini cukup baik. Sehingga layak kalau sabuk ban mereka dinaikan satu tingkat. Dari yang paling rendah, warna putih menjadi kuning.
Peserta ujian terlihat gembira membawa pulang sabuk dan sertifikat lebih tunggi, menghapus lelah dan panasnya mata hari pagi.
"Alhamdulillah saya lulus mama," ujar seorang bocah dengan manja sambil menyerahkan sertifikat dan sabuk yang baru diterima kepada ibunya.
Sejumlah orang menyatakan bangga anaknya mengambil ekstra kurikuler bela diri silat. Bukan untuk mencari musuh tapi untuk melindungi diri dan keselamatan diri sendiri.
Advertisement