Tiap Check Point di Malang Tersedia Rapid Test untuk Pendatang
Polresta Malang Kota telah menyiapkan rapid test bagi para pendatang yang menuju Kota Malang. Rapid test tersebut tersebar di enam titik check point yakni Exit Tol Madyopuro, Stasiun Kota Malang, Terminal Arjosari, Terminal Landungsari, Jalur Perbatasan Kacuk Barat dan Jalur Perbatasan Karanglo.
"Kami bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di mana di tiap posko tersebut tersedia masing-masing sebanyak 20 unit rapid test," tutur Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata pada Selasa 28 April 2020.
Para pendatang akan menjalani rapid test suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celcius. "Jika nanti hasil rapid test reaktif maka harus dirujuk ke rumah sakit rujukan," terang Leo.
Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa Pemkot Malang sendiri tengah menyiapkan sebanyak dua ribu rapid test yang nanti ditempatkan di tiap check point. Rapid test tersebut digunakan untuk melakukan screening bagi para pendatang dari luar Kota Malang.
“Nantinya pemudik yang datang akan melalui proses rapid test bila saat pengecekan suhu tubuh di atas 38 derajat. Kami tengah siapkan sekitar dua ribu alat rapid test di pos check point,” ujarnya.
Maka dari itu Sutiaji mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini. Dirinya tetap meminta masyarakat untuk melakukan segala aktivitas di dalam rumah.
Ditambahkan oleh Jubir Satgas Covid-19 Pemkot Malang, Husnul Mu'arif yang mengatakan bahwa sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku, jika nanti dari hasil rapid test orang tersebut hasilnya reaktif maka ia akan dilakukan pemeriksaan swab.
"Namun jika hasilnya non-reaktif maka ia harus memberitahukan alamat lengkapnya di mana. Karena setelah 10 hari kami akan melakukan rapid test kedua untuk memastikan bahwa ia tidak terinfeksi virus corona," terangnya.
Sampai saat ini jumlah pasien Covid-19 di Kota Malang ada sebanyak 14 orang. Dalam dua pekan terakhir ada 6 tambahan pasien Covid-19, berasal dari dua pasien yang merupakan klaster asrama haji Sukolilo, tiga tenaga kesehatan dan satu balita.