Pendataan Vaksin Dimulai, IDI Malang Raya Tunggu Hasil Uji Coba
Pemkot Malang kini sedang mendata tenaga kesehatan yang menjadi kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19. Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Malang Raya tak ingin anggotanya tergesa menerima suntikan vaksin sebelum tuntas uji coba fase tiga.
Ketua IDI Cabang Malang Raya, dokter Djoko Heri, mengatakan hingga kini belum ada anggota IDI yang didata oleh pihak mana pun, baik dari Pemkot Malang, atau yang lain. "Mungkin yang didata per nakesnya, bukan hanya dari anggota IDI saja," kata Heri, dilansir dari New Malang Pos.
Ia melanjutkan jika pihaknya tidak tergesa agar segera didata. Sebab, sesuai anjuran dari IDI pusat, disarankan agar tidak melakukan vaksinasi, sebelum hasil uji coba klinis tahap tiga, keluar. “Sikap IDI Cabang Malang Raya secara organisasi masih mengikuti saran Pengurus Besar (PB) IDI ke Menkes (Menteri Kesehatan)," katanya.
Ia menyebutkan, terdapat 2.350 orang dokter anggota IDI di Malang Raya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 orang terpapar Covid-19, dan enam di antaranya meninggal akibat Covid-19.
Sebelumnya, seperti diberitakan Ngopibareng.id, diketahui, pemerintah berencana memulai vaksinasi pada Desember tahun ini. Pemkot Malang pun telah mendata tenaga kesehatan sebagai prioritas penerima vaksin.
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) sedang mendata karyawan yang akan menerima vaksin Covid-19 dari Pemerintah Republik Indonesia (RI). Salah satu RS rujukan Covid-19 di Kota Malang tersebut memiliki sekitar 900 tenaga medis yang terdiri dari 300 orang dokter dan 600 orang perawat.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sendiri menyatakan jika pemerintah Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dari tiga jalur berbeda. Yaitu jalur pembelian vaksin dari China dan Inggris, pasokan dari organisasi internasional, dan injeksi dari vaksin buatan Indonesia, Merah Putih.
Pemerintah menargetkan pasokan vaksin dari China dan Inggris dapat memenuhi kebutuhan minimal 70 persen penduduk, kolaborasi dengan CEPI dan GAVI bisa menjamin penyediaan vaksin bagi 20 persen penduduk, dan vaksin Merah Putih bisa menutupi vaksin yang belum terpenuhi. (New/The)