Penculikan Ketua KPU Jember hingga Penjarahan Toko dan Bank, Simulasi Pilkada
Polres Jember menggelar simulasi sistem pengamanan kota (sispamkota) dalam rangka pengamanan Pilkada Jember 2024. Dalam simulasi yang digelar Kamis 18 Juli 2024 pagi, Polres Jember menggambarkan seluruh tahapan Pilkada di Jember ricuh.
Adegan pertama diawali dengan lalu lalang masyarakat Jember. Mereka beraktivitas normal. Di sudut kota, terlihat emak-emak dan bapak-bapak mengerumuni pedagang cilok keliling.
Sementara di sisi lain, terlihat iring-iringan masyarakat yang sedang mengarak pengantin pria. Di tengah kesibukan warga, terlihat polisi lalu lalang melakukan patroli. Sesekali ia berhenti di tempat keramaian.
Adegan kemudian beralih ke pasar. Orang-orang terlihat sibuk menjual barang dagangannya. Begitupun para pembeli semakin lama semakin ramai.
Tak lama kemudian ada pemberitahuan, salah satu calon bupati Jember bernama Nawi melakukan kampanye di pasar. Selain dikawal ketat, kampanye politik oleh Nawi diiringi tarian reog.
Kampanye tidak berlangsung aman. Calon bupati diserang oleh dua orang bersenjata arit dan pedang. Mereka menyerang membabi buta. Namun, kedua pelaku itu akhirnya berhasil diringkus polisi.
Adegan beralih saat kondisi masa tenang. Seluruh atribut kampanye dicopot paksa. Adegan kembali memanas saat memasuki tahapan pemungutan suara. Kericuhan bermula saat ada pemilih yang memaksa mencoblos berkali-kali, hingga menyebabkan keributan. Beruntung kericuhan itu dapat dibendung oleh petugas kepolisian yang berada di lokasi.
Adegan selanjutnya adalah tahapan pengumuman hasil rekapitulasi suara. KPU mengumumkan kemenangan calon atas nama Nur Cholis atau calon bernama Nawi dinyatakan kalah.
Massa pendukung Nawi tak terima. Mereka mendatangi Kantor KPU Jember untuk melakukan aksi unjuk rasa.
Puluhan demonstran langsung disambut oleh Pasukan Srikandi Polres Jember. Mereka melakukan upaya negosiasi, namun akhirnya gagal.
Karena situasi tidak kondusif, Pasukan Srikandi mundur, diganti pasukan pengamanan polisi laki-laki. Mereka melakukan pengamanan tanpa menggunakan tameng.
Situasi semakin memanas, hingga akhirnya pasukan pengamanan melantunkan Asmaul Husna untuk menenangkan massa. Massa kemudian mundur dengan kesepakatan dipertemukan dengan Ketua KPU Jember yang dituduh curang.
Saat situasi mulai landai, ternyata muncul tiga orang pria. Mereka masuk ke Kantor KPU Jember dan menyandera Ketua KPU Jember. Aksi kejar-kejaran antara mobil polisi dengan mobil pelaku pun terjadi. Mobil pelaku berhasil dihentikan dengan cara dihadang.
Pelaku keluar dan langsung menyerang polisi menggunakan senjata tajam. Aksi perkelahian pun terjadi, hingga akhirnya polisi berhasil melumpuhkan pelaku. Ketua KPU Jember berhasil diselamatkan.
Aksi unjuk rasa jilid dua dari massa pendukung Nawi pun terjadi. Kali ini mereka mendatangi Kantor KPU Jember sambil membawa barang-barang untuk dilempar, mulai botol air mineral, hingga gas asap.
Pasukan pengamanan tidak mampu, hingga perlu bantuan dari pasukan bertameng. Mereka pada akhirnya juga kewalahan, hingga akhirnya datang bantuan dari pasukan Brimob.
Pasukan Brimob berusaha mendorong massa mundur. Namun, massa tetap beringas dan melemparkan berbagai benda, termasuk membakar ban bekas. Pasukan kemudian dipertebal lagi. Kali ini berhasil mendesak demonstran mundur dan pulang ke rumah masing-masing.
Tak lama kemudian beredar kabar di media sosial, bahwa salah satu pendukung Nawi ditangkap polisi. Para pendukung yang lain geram dan melakukan aksi anarkis. Kali ini tidak hanya merusak gedung, tetapi juga menjarah isi toko dan bank. Mereka kemudian membakar sejumlah barang.
Korps Brimob Polri detasemen anti anarkis diterjunkan. Kali ini pasukan dilengkapi dengan kendaraan taktis water canon. Pasukan brimob terus mengimbau masyarakat pulang menggunakan pengeras suara. Namun imbauan itu tidak digubris.
Hingga akhirnya, pasukan terpaksa melakukan tindakan terukur, dengan menembakkan water canon. Polisi juga menembakkan peluru karet ke arah bawah untuk mendesak warga mundur.
Saat situasi ricuh itu, dilaporkan ada warga yang terkapar. Polisi bersama tim medis langsung turun tangan membawa warga tersebut ke unit pelayanan kesehatan terdekat.
Setelah berjuang, detasemen anti anarkis akhirnya berhasil memukul mundur para penjarah. Situasi Jember kembali kondusif. Sejak saat itu diberlakukan sistem pengamanan kota.
“Seluruh tahapan Pilkada sampai selesai memang sengaja disimulasikan ricuh, sebagai bentuk kesiapan pasukan dalam menyikapi segala hal buruk yang mungkin terjadi,” tutur Wakapolres Jember Kompol Jimmy Heryanto Hasioholan Manurung.
Dalam simulasi sistem pengamanan kota Polres Jember melibatkan 850 personil Polres Jember dan Satbrimob Polda Jatim. Sistem pengamanan kota akan dilakukan selama beberapa bulan ke depan sampai seluruh tahapan Pilkada Jember selesai.
Berdasarkan hasil pemetaan kerawanan, kondisi Jember saat ini masih kondusif. Kendati demikian, Jimmy mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kondusifitas sampai seluruh tahapan Pilkada selesai.
"Pengamanan akan dilakukan pada seluruh tahapan Pilkada, mulai pendaftaran hingga selesai. Dalam pengamanan kita mengedepankan tindakan humanis," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Jember KH Balya Firjaun Barlaman mengapresiasi kesiapan Polres Jember dalam mengamankan Pilkada Jember 2024. Setelah menyaksikan simulasi secara langsung, Polres Jember telah siap mengamankan seluruh tahapan Pilkada.
Salah satu yang berkesan bagi Gus Firjaun adalah saat polisi menenangkan demonstran dengan lantunan Asmaul Husma. Hal itu menjadi hal yang unik, karena bagus Gus Firjaun Asmaul Husna memang manjur untuk memanjangkan hati.
"Saya mengapresiasi kesiapan Polres Jember dalam upaya pendekatan persuasif, salah satunya dengan lantunan Asmaul Husna. Dengan Asmaul Husna hati yang panas tanpa water canon bisa dingin," pungkasnya.
Advertisement