Pencemaran Limbah di Kediri Berlanjut, Warga Minta Kompensasi
Penyelesaian permasalahan pencemaran limbah di lingkungan Tempur Rejo Kecamatan Pesantren terus berlanjut. Warga lingkungan Kresek RT 05 RW 02 Kelurahan Tempur Rejo Kecamatan Pesantren kembali menggelar pertemuan hari ini Kamis 9 November 2023.
Pertemuan dihadiri Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Ashari sebagai perwakilan warga, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Imam Mutakin, pemilik SPBU, PDAM, Pertamina serta Kepala Kantor Kelurahan Tempur Rejo.
Dijelaskan oleh Ashari dalam hal ini dirinya sebagai Wakil rakyat berusaha untuk menjembatani terkait kompensasi yang diberikan kepada masyarakat akibat pencemaran berasal dari SPBU.
"Ada 5 poin yang disampaikan, pada intinya menyisahkan satu poin belum ada titik temu. Berkaitan dengan nilai rupiah yang akan diberikan kepada masyarakat berkaitan dengan dampak yang sudah dirasakan," terang Ashari 9 November 2023.
Masyarakat menghendaki ada kompensasi nilai rupiah sebesar Rp 1.500.00 setiap bulan. Tetapi disampaikan oleh perwakilan pihak SPBU jika hanya mampu memberikan kompensasi senilai Rp 500.000.
"Sehingga belum ada titik temu, tadi disampaikan oleh pihak perwakilan bahwa mereka butuh waktu satu pekan untuk mengkomunikasikan hal ini kepada pemilik SPBU. Kami berharap nilai yang disampaikan masyarakat bisa terpenuhi oleh SPBU. Karena menurut kami nilai sebesar itu tidak sebanding dengan apa yang dirasakan masyarakat," katanya.
Walau pun sudah ada bantuan air bersih warga merasa tetap repot karena posisi tandon berada di depan rumah. Sehingga mereka butuh waktu untuk memindahkan air .
"Yang kedua juga sangat terbatas penggunaan airnya, karena mereka harus membagi untuk kebutuhan masak, mencuci baju dan kebutuhan mandi. Menurut saya Rp 1.500.000 bukan angka yang berlebih,sehingga kami menyarankan agar pihak SPBU segera mengambil keputusan," kata pria yang hobi berolahraga menunggangi kuda besi tersebut.
Uang kompensasi harus diberikan sampai air tanah di warga bisa kembali layak untuk dipakai. Sesuai baku mutu air. Warga menginginkan agar satu Minggu ke depan sudah ada keputusan.
Upaya Penyelesaian
Pihak SPBU sudah menjalankan upaya normalisasi dengan cara menguras sumur yang tercemar serta pemberian zat kimia non toxid. "Masukan dari tim ITS (Institut Teknologi Sepuluh November red)) menurut kami menjadi acuan dasar menentukan air baku tanah seperti apa. Beberapa sumur warga sudah dikuras cuman posisinya masih bau,"ceritanya
Dari rekomendasi pihak ITS dibutuhkan waktu normalisasi minimal sekitar tiga bulan."Ini memang musibah siapa pun tidak ada yang menghendaki terjadi. Tapi kami menghendaki proses penyelesaian disegerakan, karena masyarakat sudah lama menunggu. Kemarin menentukan persoalan limbah berasal dari mana saja butuh waktu yang lama. Apalagi proses pemulihannya pasti butuh waktu lebih lama lagi," katanya.
Sementara itu kuasa hukum dari pihak SPBU Eko Budiono mengatakan jika agenda pertemuan hari ini adalah memberikan penjelasan kepada warga tentang upaya normalisasi sumur yang sudah dibahas dengan ITS.
"Dalam waktu secepatnya dari pihak ITS akan mendampingi tim kita untuk melaksanakan apa yang harus dilakukan menormalisasi sumur sumur warga. Kalau tidak salah pekan depan akan didampingi dari DLHKP Kota Kediri. Persiapan normalisasi segera dilakukan supaya tidak merugikan warga," paparnya.
Lebih lanjut Eko Budiono mengaku pihaknya sudah melakukan perbaikan sumber pencemaran.
"Kita sudah bongkar semua untuk Pom dan seluruh pipanya sudah diganti baru sesuai saran Pertamina. Kompensasi berupa uang masih kita bahas karena ini kan musibah ya jadi kita tetap memperhatikan warga. Kita jembatani supaya bisa bicara dengan pihak SPBU untuk kompensasinya," ucapnya.
Eko Budiono belum bisa memastikan target normalisasi bisa selesai kapan. "Ini bukan bidang saya tapi menurut ITS bisa 3 bulan,2 bulan dan 1 bulan tergantung karena lagi musim kemarau. Untuk perbaikan Pom sudah dilaksanakan hampir selesai, mungkin beberapa hari lagi selesai,"paparnya
Seperti diberitakan telah terjadi kebocoran pipa bbm dari tangki pendam ke dispenser SPBU Tempur Rejo Kecamatan Pesantren. Akibatnya ada sekitar belasan rumah warga yang air sumurnya mengalami pencemaran minyak.