Pencarian Helikopter TNI Hari ke-11 di Papua
Helikopter milik TNI MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 yang hilang di Papua, pada 28 Juni lalu belum ditemukan. Pencarian helikopter yang memuat 12 penumpang beserta kru sudah memasuki hari kesebelas. Pencarian yang dilakukan dari darat dan udara pun belum membuahkan hasil.
Cuaca mendung dan awan tebal menghambat upaya pencarian melalui udara. Hari ini, pencarian kembali dilakukan dengan bantuan kamera pendeteksi panas atau infrared untuk menemukan helikopter tersebut.
"Dari angkatan darat 1 dari perusahaan sipil 1, diperkuat oleh pesawat CN 235 milik TNI Angkatan Udara. CN ini yang dilengkapi dengan flir (forward looking infrared)," kata Kapendam XVII/ Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, dikutip dari Antara.
Proses pencarian tidak terpaku pada satu lokasi. Pencarian dilakukan berdasarkan rute karena minimnya informasi tentang lokasi hilangnya helikopter. Hingga kini belum ditentukan batas akhir waktu pencarian.
"Jadi wilayah pencarian kita ini 80 persen hutan belantara, jadi artinya tidak mungkin kita mendapatkan informasi dari hutan belantara, jadi hanya berdasarkan data rute dengan perkiraan," pungkas Muhammad Aidi.
Seperti diketahui, helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 yang membawa 12 penumpang beserta kru hilang. Sebelumnya helikopter terbang ke Okbibab untuk mengirim logistik kepada prajurit yang bertugas di wilayah tersebut.
Okbibab merupakan salah satu distrik atau kecamatan di Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini (PNG). Pada pukul 11.44 WIT, heli terbang ke Jayapura. Pada pukul 11.49 WIT, pilot sempat mengucapkan terima kasih setelah melaporkan terbang di ketinggian 7.800 feet, 6 nautical mile ke utara.
Adapun nama anggota Satgas Pamtas Yonif 725/WRG yang ikut dalam helikopter tersebut adalah Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Sedangkan nama-nama awak helikopter tersebut adalah Kapten (CPN) Aris (pilot), Lettu (CPN) Bambang (pilot), Lettu (CPN) Ahwar (kopilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo, dan Pratu Aharul.