Pencarian Helikopter Polri Terkendala Cuara Buruk, ELT Ditemukan
Pencarian helikopter NBO-105 milik Polri yang jatuh di perairan Manggar, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami kendala cuaca buruk.
"Secara umum kendala yang menyebabkan kami untuk tidak bisa terlalu leluasa, karena gelombang cukup besar dan angin kencang," kata Kepala Korps Kepolisian Perairan dan Udara Irjen Pol Indra Miza di posko pencarian helikopter NBO-105 Polri, Damar, Belitung Timur, seperti dikutip Antara, Selasa, 29 November 2022.
Ia mengatakan, selain itu, arus bawah laut di wilayah perairan tersebut cukup deras. "Arus bawah laut yang cukup deras, kami sempat menurunkan peralatan remotely underwater vehicle (ROV), tetapi terbawa arus sehingga tidak bisa bekerja dengan baik," katanya.
Indra menjelaskan, pencarian helikopter NBO-105 Polri pada hari pertama dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB dengan melibatkan dua helikopter dari Mabes Polri, delapan kapal terdiri dari kapal milik Polairud, KPLP Manggar, Dishub Belitung Timur dan satu kapal milik masyarakat.
"KRI Teluk Cirebon juga bergabung bersama-sama melakukan pencarian, kemudian ikut juga delapan kater (perahu tradisional) masyarakat ditambah tiga jet ski," ujarnya.
Ia mengatakan, pencarian pada hari pertama tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi satu jenazah korban insiden jatuhnya helikopter tersebut atas nama Khairul Anam. "Beliau ini mekanik di helikopter, dengan pangkat bripda, saat ini jenazah masih di RSUD Belitung Timur," katanya.
Di samping menemukan serpihan milik helikopter, lanjut Indra, tim SAR gabungan juga menemukan emergency locator transmiter (ELT). Namun, saat ditemukan alat tersebut dalam keadaan tidak berfungsi. "Penemuan yang penting hari ini adalah kami berhasil menemukan ELT dalam keadaan tidak berfungsi," katanya.
Menurut dia lagi, pencarian dilanjutkan pada Selasa ini mulai pukul 07.00 WIB. "Pencarian melibatkan kapal seperti yang saya sebutkan tadi, ditambah malam ini akan datang kapal TNI AL yang dilengkapi alat sonar untuk mendeteksi benda-benda di bawah laut khususnya yang berupa logam," ujarnya.
Sampai saat ini, lanjut Indra, tim belum bisa memastikan titik jatuhnya helikopter tersebut yang sebelumnya berangkat dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menuju Tanjung Pandan.
"Secara pasti sampai sekarang belum bisa dipastikan (titik jatuhnya), baru perkiraan-perkiraan, kontak terakhir 38 nautical mile dari bandara di koordinat sekian, tapi untuk titik jatuhnya belum pasti," ujarnya.