Pencari Belut Asal Tuban Tewas Kesetrum di Lamongan
Nasib malang menimpa Jayin. Pria berusia 36 tahun, asal Dusun Losari, Desa Sukosari, Kecamatan Soko, Tuban, Jawa Timur, ia tewas akibat tersengat aliran listrik peralatan pencari ikan yang dipakainya di persawahan Desa Tamanprijek, Kecamatan Laren, Lamongan.
Ini kejadian langka. Karena pencari ikan di pedesaan dengan menggunakan peralatan setrum bertenaga accu (aki) selama ini aman-aman saja. Kekuatannya kecil dan hanya mematikan ikan dan hewan lain di dekat sasaran setrum.
Adapun kejadian yang menimpa korban, berawal Senin 19 Februari 2024, sekitar pukul 18.00 WIB. Korban bersama beberapa teman seprofesi berangkat dari rumah menuju ke desa tujuan di Lamongan dengan naik motor.
Masing-masing membawa alat penangkap ikan dengan setrum aki. Sesampainya di tempat yang dituju, sekitar pukul 22.00 WIB korban dan para saksi berpencar. Mereka mencari tempat sasaran yang dirasa banyak ikan.
"Masing-masing juga memakai lampu sorot di kepala. Mereka mencari belut," ujar Kapolsek Laren, Iptu Witono, melalui Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Andi Nur Cahyo, Selasa 20 Februari 2024.
Tidak lama berselang, Gunawan, salah seorang teman korban, melihat lampu sorot di kepala korban tidak lagi di posisi atas atau kepala. Melainkan di bawah, dan tidak bergerak. Pria 40 tahun ini curiga, lantas mengajak teman yang lain untuk mendatangi korban.
Ternyata benar, korban terlihat dalam posisi terbujur kaku di tanah. Akibat kejadian tersebut teman korban meminta pertolongan warga setempat dan melaporkan dan kepada kepala desa.
"Kejadian itu kemudian dilaporkan petugas piket jaga Polsek, dan secepatnya petugas datang ke lokasi kejadian. Tentu dengan mengajak anggota Koramil dan petugas medis puskesmas," terang Ipda Andi Nur Cahyo.
Saat itu, lanjut Ipda Nur Cahyo, mayat korban dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, pada tubuh korban tidak ditemukan. Tanda-tanda bekas penganiayaan. Hanya pada pergelangan lengan kiri terdapat luka kecil bekas tersengat aliran listrik. Selanjutnya korban diantar pulang ke rumah duka.
"Keluarga korban menolak di lakukan otopsi. Mereka menerima kejadian tersebut sebagai musibah keluarga," pungkasnya.
Advertisement