Penarikan Pasukan dari Adonara Tunggu Kesepakatan dua Suku
Kapolres Flores Timur, AKBP Deny Abrahams mengatakan, penarikan pasukan dari Pulau Adonara, masih menunggu negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat, dan tokoh masyarakat dari dua desa yang bertikai.
"Situasi sementara kondusif. Pasukan masih di Adonara, menunggu negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat," kata AKBP Deny Abrahams kepada Antara, Rabu, 12 Juni 2019.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan situasi keamanan di Pulau Adonara, dan keberadaan pasukan Polri dan TNI pascabentrok antarwarga dua desa di wilayah itu pada Rabu 5 Juni 2019.
Bentrok antarwarga Desa Wewit dan Nubalema-2, di Kecamatan Adonara Tengah, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga warga lainnya luka-luka.
Selain korban jiwa, sekitar lima rumah warga juga ikut dibakar, tetapi bangunan tidak terbakar seluruhnya karena masyarakat berhasil memadamkan kobaran api.
Bentrok itu dipicu oleh pemuda mabuk yang melontarkan ancaman kepada warga desa tetangga, yang kemudian menyulut perkelahian antarwarga Desa Wewit dan Desa Nubalema-2.
Kapolres AKBP Deny Abrahams menambahkan, telah berkomunikasi dengan Bupati Flores Timur, Anton Hadjon untuk membentuk tim mediasi perdamaian.
Tim mediasi ini melibatkan pemerintah daerah, Polri, TNI dan tokoh adat di desa, sehingga bisa mempercepat musyawarah untuk perdamaian, katanya.
"Untuk perdamaian, saya sudah komunikasi dengan Bupati untuk kita buat Tim mediasi Perdamaian yang melibatkan Pemda, Polri, TNI dan tokoh adat di desa, sehingga bisa cepat dilakukan musyawarah untuk perdamaian," katanya menjelaskan. (ant)