Amalan Penarik Rezeki, Baca An-Nas Ijazah Habib Luthfi bin Yahya
Masalah kelancaran rezeki merupakan idaham setiap orang. Baik itu santri maupun masyarakat umum lainnya.
Pengasuh Kasus Shalawat Pekalongan, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Habib Luthfi) mengijazahkan suatu amalan penarik rezeki. Barang siapa yang mengamalkannya, atas kuasa Allah Ta'ala maka rezekinya akan semakin lancar dan hidupnya penuh dengan keberkahan.
Amalan ini pertama kali diijazahkan Habib Luthfi kepada seseorang yang datang kepadanya dan mengeluh soal rezeki keluarganya.
Amalan tersebut sangat mudah dibaca dan diamalkan karena cukup singkat dan tidak menghabiskan waktu lama, kurang dari 10 menit.
Meskipun diijazahkan kepada salah seorang, menurut ulama kharismatik Habib Luthfi boleh untuk diamalkan siapa saja yang membaca ijazah ini.
Jawab 'qobiltu' untuk menerima ijazah ini, sebelum membaca lebih detail ijazah doa ini.
Berikut ijazah amalan penarik rezeki supaya hidup kita berkah dari Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.
Semula ada seseorang yang menyampaikan masalah kepada Habib Luthfi bin Yahya, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini. Seseorang itu menyampaikan penghasilan yang ia dapatkan, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sedangkan dia adalah kepala rumah tangga yang punya banyak anak, sehingga kebutuhannya pun juga banyak.
Seketika Habib Luthfi mendengar curhatan pria tersebut langsung memberikan amalan.
Akhirnya Habib Luthfi Bin Yahya memberi ijazah doa ini, kepada siapa saja yang mau mengamalkannya agar rezekinya lancar dan berkah.
“Kamu amalkan Surat An-Nas 100x dibuka dengan Shalawat 100x lalu ditutup dengan Shalawat 100x juga,” wasiat ijazah doa Habib Luthfi.
“Qobiltu. (Saya terima). Baik, Abah,” jawab seserang itu menerima ijazah amalan yang diberikan itu.
Dikutip dari akun Instagram @majalahsantri ijazah amalan ini bersifat umum.
Jadi, amalan ini bisa diamalkan siapa saja, meskipun belum pernah bertemu dengan Habib Luthfi Bin Yahya, Pengasuh Kanzus Shalawat Pekalongan.
Berikut ini Surat An-Nas dalam tulisan Arab:
Lafaz latin:
Qul a’uudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.
Artinya (terjemah bahasa Indonesia):
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
Asbabun Nuzul Surat An-Nas
Surat An-Nas terdiri dari enam ayat. Kata An-Nas yang berarti “manusia” diambil dari ayat pertama. Ia disebut pula surat Qul a’udzu birabbin naas. Bersama surat Al-Falaq, keduanya disebut al-mu’awwidzatain. Yakni dua surat yang menuntun pembacanya menuju tempat perlindungan.
Surat Al-Falaq disebut al-mu’awwidzah al ‘ula. Sedangkan Surat An-Nas disebut al-mu’awwidzah ats tsaaniyah.