Penanganan Covid, RSPI Sulianti Saroso Raih PERSI Golden Award
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) memberikan penghargaan kepada rumah sakit yang dianggap baik dalam menjalankan tugasnya selama pandemi virus corona atau Covid-19.
Penghargaan yang dinamai PERSI Golden Award 2020, diberikan kepada Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta. RSPI Sulianti Saroso menerima penghargaan di kategori RS vertikal.
Sementara, rumah sakit lain yang mendapat penghargaan pada hari kedua Seminar Nasional PERSI hari kedua di antaranya, RS TNI yaitu RS Dustira Bandung, Jawa Barat serta kategori RS BUMN yaitu RS Pertamina Cilacap. Selain itu, terdapat kategori RS daerah yaitu RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, dan kategori RS swasta yaitu RS Pondok Indah Bintaro.
Dirut RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan, keberhasilan RSPI Sulianti Saroso bukan hanya karena dirinya. Tapi semua pihak. "Tidak ada yang paling berjasa. Semua menjadi kesatuan dalam tim, yang tidak terpisah satu sama lain. Penghargaan ini untuk semua civitas hospitalia RSPI Sulianti Saroso yang total melawan Covid-19," jelasnya dalam keterangan resmi, Minggu 1 November 2020.
Jumlah Pasien
Per hari ini, secara kumulatif pasien Covid -19 yang ditangani RSPI Sulianti Saroso sebanyak 776 orang, 614 orang di antaranya telah sembuh, 118 orang meninggal dunia, dan 44 orang masih dirawat.
RSPI Sulianti Saroso memiliki 48 unit tempat tidur isolasi tekanan negatif, 6 unit tempat tidur natural air flow, dan 10 unit tempat tidur intensive care unit (ICU).
Sebanyak 45 orang dokter spesialis, 17 orang dokter umum, 204 orang perawat dan puluhan orang yang masuk dalam tim pendukung bergilir menangani pasien Covid-19.
Mengenal Sulianti Saroso
Nama RSPI Sulianti Saroso ini merujuk nama tenaga medis yang telah mendedikasikan ilmu dan pengetahuannya, Julie Sulianti Saroso. Perempuan kelahiran 10 Mei 1917 ini lahir di Karangasem, Bali dan merupakan puteri kedua dari keluarga Dokter M Sulaiman.
Merujuk dari berbagai sumber, Julie Sulianti Saroso pernah menempuh pendidikan dasar berbahasa Belanda Europeesche Lagere School (ELS) kemudian pendidikan menengah di Gymnasium Bandung dan melanjutkan pendidikan tinggi di Geneeskundige Hoge School (GHS), sebutan baru bagi Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia.
Sulianti pun dinyatakan lulus sebagai dokter pada tahun 1942 lalu bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pada awal kemerdekaan, ia ikut bertahan di rumah sakit besar itu. Namun, ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, Sulianti turut hijrah menjadi dokter republiken lalu bekerja di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Julie Sulianti Saroso juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) pada 1967. Ia juga merangkap sebagai Direktur Lembaga Riset Kesehatan Nasional (LRKN).
Di penghujung masa baktinya, dia lebih banyak menekuni bidang yang sesuai dengan kompetensi akademiknya, yakni penyakit menular.
Untuk mengenang dedikasinya pada masyrakat luas, sejak 21 April 1995 nama Julie Sulianti Saroso resmi disematkan menjadi nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun
Advertisement