Kritik Boleh Saja tapi Harus Ada Kontribusi
Dokter Vito A. Damay dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Junior Doctor Network (JDN) Indonesia menyebut, setiap negara memiliki caranya masing-masing. Hal tersebut amat ditentukan dari persoalan yang dihadapi, kondisi, hingga jumlah penduduk.
"Tidak mungkin membandingkan apple to apple tantangan apa yang dihadapi Indonesia saat pandemi seperti saat ini. Tentu berbeda dengan negara lain. Dengan kondisi negara dan jumlah penduduk yang bervariasi tentu berbeda dengan negara lain," paparnya.
Vito berpendapat, ada capaian yang patut diakui dalam penanganan pandemi. Dia mencontohkan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) jauh lebih baik daripada awal pandemi. Begitu juga obat-obatan yang diusahakan untuk terus dipenuhi. Dia yakin yang dilakukan bangsa ini saat ini lebih baik daripada setahun yang lalu dalam menangani pandemi. Tentu harus diakui masih banyak hal yang bisa diperbaiki yang perlu kolaborasi, koordinasi lebih lanjut.
"Namun hal yang tetap perlu diingat ada juga pencapaiannya," ujar dr. Vito.
Di lain sisi, dia juga berpendapat, kritik memang perlu dilakukan. Selain itu yang tak kalah penting adalah kontribusi. Kalau kritik tanpa kontribusi, dia menganggap kurang adil.
"Kritik tentu boleh tapi juga berikanlah kontribusi dalam menangani pandemi," tegas dr. Vito.
Dia juga menyinggung soal kontribusi media massa dalam penanganan pandemi. Vito mengapresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat dan memberikan informasi
terkait pandemi COVID-19.
"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujarnya.
Jika tidak, lanjut dr. Vito, maka masyarakat tidak memahami pandemi yang saat ini terjadi. Dia menceritakan, dalam pandemi flu Spanyol 100 tahun yang lalu, karena masih minimnya edukasi menyebabkan jatuh korban yang amat banyak. Orang tidak mengetahui bagaimana bisa ada yang terkena flu, jatuh langsung meninggal dunia.
"Pandemi saat itu (juga) terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga populasi manusia di dunia meninggal dunia (akibat flu Spanyol),” tambah Vito.
Advertisement