Penampakan Proyek Ratusan Miliar yang Dikeluhkan Warga Mojokerto
Proyek pekerjaan peningkatan Jalan Empunala, disebut warga menyebabkan jalan di Lingkungan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto berdebu dan licin. Debu yang ditimbulkan juga dinilai mencemari lingkungan.
Pekerjaan peningkatan Jalan Empunala sepanjang 2,3 kilometer mulai dari simpang empat Sekarputih sampai simpang empat Sekarsari itu membuang tanah bercampur lumpur dan bekas bongkaran tembok penahanan tanah (TPT) dari pengerukan sungai ke tempat penampungan yang ada di Jalan Kedungsari, tepatnya di belakang dan samping kantor Kelurahan Gunung Gedangan.
Akibat aktivitas truk pengangkut kerukan endapan sungai itu, sepanjang Jalan Kedungsari mulai dari pertigaan rest area bypass Mojokerto menuju Jalan Benteng Pancasila nampak kotoran berupa tanah yang sudah kering berceceran di beberapa titik. Hal itu yang membuat jalan berdebu dan licin ketika hujan tiba.
Proyek pekerjaan peningkatan Jalan Empunala sendiri menelan anggaran mencapai Rp 101 miliar. Kontrak pekerjaan megaproyek yang mendapatkan kucuran dana dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini diraih PT PP Presisi Tbk (PPRE).
Ngopibareng.id menelusuri Jalan Empunala, Kamis 21 Juli 2022, pukul 14.00 WIB. Di kawasan tersebut tampak sejumlah alat berat mulai dari beko, mobil crane hingga truk pengangkut material mulai beroperasi. Suara mesin alat berat terdengar bersahutan. Para pekerja pun tampak beraktivitas menyelesaikan proyek pelebaran dan perbaikan jalan tersebut.
Terlihat di setiap jalan yang diperbaiki terdapat papan pemberitahuan tanda permohonan maaf karena ada perbaikan jalan. Traffic cone (pembatas jalan) juga tampak pada titik-titik di mana alat berat beroperasi.
Jalur yang dikenal padat terutama saat jam-jam sibuk atau office hours itu menjadi sempit. Debu-debu beterbangan ketika kendaraan roda dua maupun roda empat melintas.
Mobil truk teronton pengangkut box cover juga tampak berbaris di beberapa titik Jalan Empunala. Truk-truk ini menunggu giliran pembongkaran box cover yang dibongkar menggunakan mobil crane.
Proyek yang dikerjakan PT PP Presisi ini biasanya beroperasi mulai pukul 08.00 WIB, hingga malam hari. "Biasanya dari pagi sampai malam hari jam 24.00 WIB. Ini tadi sempat terhenti karena ada pipa PDAM yang bocor. Mungkin kena beko," ujar pemilik warung makan di jalan Empunala.
Warga sempat memprotes dampak dari proyek prestisius yang digulirkan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, tersebut karena dianggap mencemari lingkungan.
"Masalah debu yang dikeluhkan orang-orang, cuma kemarin sudah dikasih air. Mungkin habis ditegur, beberapa hari lalu ada polisi sama dinas perhubungan (Dishub)," kata Yono salah satu pemilik warung kopi di Jalan Empunala.
Terkait debu yang dikeluhkan masyarakat, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi UPT LLAJ Mojokerto Dishub Provinsi Jawa Timur, Yoyok Kristyowahono, menyarankan agar truk pengangkut material berupa tanah, sebaiknya dilakukan penyiraman terlebih dahulu agar tidak menimbulkan debu.
"Setelah buang harusnya disemprot dulu kalau mau keluar biar bersih. Biar tidak menjadikan debu dan licin saat hujan," ujarnya.