Pemulihan Ekosistem di TNBTS Sedang Digodok Pasca Karhutla
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyebabkan sejumlah vegetasi alami menjadi mati akibat terlalap api.
Pengelola kawasan, yaitu Balai Besar (BB) TNBTS saat ini tengah merencanakan mekanisme pemulihan ekosistem pasca kebakaran yang terjadi sejak 6 Agustus 2023 lalu.
"Kalau untuk pemulihan ekosistem pakai beberapa mekanisme, mungkin kalau rumput alang-alang secara alami, sebulan setelah hujan kembali," ujar Kepala BB TNBTS, Hendro Widjanarko pada Rabu, 13 September 2023.
Alang-alang yang terbakar, kata Hendro, bisa pulih secara alami jika nanti sudah terkena hujan. Sementara itu, tanaman keras seperti pepohonan, rencananya bakal dilakukan pemulihan dengan penanaman kembali bibit pohon.
"Kami akan kembalikan ekosistem kawasan Bromo ini. kalau dilihat, cemara gunung bertahan dari kebakaran. Kemudian beberapa jenis yang asli sini, pohon mentigi juga bisa bertahan, bisa dilihat, masih hijau," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, luasan lahan yang terbakar di kawasan Gunung Bromo mencapai 274 hektar.
"Pemulihan ekosistem itu akan kami tanami tanaman jenis-jenis asli, memang membutuhkan upaya untuk pemulihan ekosistem," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang terjadi pada 6 September 2023 di Blok Savana Lembah Watangan Bukit Teletubbies kawasan Savana Kaldera Tengger di kawasan Wisata Gunung Bromo disebabkan oleh adanya pengunjung yang menyalakan flare.
Flare yang dinyalakan oleh pengunjung tersebut kemudian memicu kebakaran di Bukit Teletubbies Wisata Alam Gunung Bromo. Flare tersebut diduga sebagai salah satu properti kebutuhan dokumentasi pre-wedding.
Peristiwa ini kemudian viral di media sosial Instagram. Video berdurasi 49 detik yang diunggah oleh akun @malangraya_info memperlihatkan rekaman gambar lima orang tengah mengerjakan sesi foto dengan latar blok Savana yang terbakar.