Pemulihan Ekonomi Bersama, RI Ajak Negara-negara Pasifik
Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi menegaskan, penguatan kerja sama untuk pemulihan ekonomi negara-negara Pasifik, tidak hanya difokuskan pada sektor perdagangan dan investasi.
“Kita juga harus memperkuat kerja sama pada infrastruktur kesehatan, pariwisata pascapandemi, ekonomi digital dan ekonomi hijau dan biru,” tutur Retno Marsudi.
Menlu Retno Marsudi, mengungkapkan hal itu saat membuka Pacific Exposition yang resmi dimulai secara daring, Rabu 27 Oktober 2021. Pacific Exposition akan berlangsung selama empat hari pada 27 – 30 Oktober.
Menlu RI menyebut, meski dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19, namun tidak mengurangi tujuan awal diselenggarakannya Pacific Exposition untuk kedua kalinya.
“Tapi kita tidak bisa membiarkannya membuat psikologis jarak di antara kita. Tekad tersebut ditunjukkan melalui penyelenggaraan Pameran Pasifik kedua yang “sepenuhnya daring”, ini sebagai salah satu upaya kita untuk pemulihan ekonomi,” ungkap Menlu Retno Marsudi ketika memberikan sambutan kunci.
Berbasis Isu
Kerja sama negara-negara Pasifik didorong pula dapat memanfaatkan berbagai platform, guna mendorong kerja sama pada berbagai isu.
“Forum Negara Kepulauan dan Kepulauan (AIS) adalah salah satu platform tersebut. Melalui Forum AIS Indonesia terus mengadvokasi kerjasama di bidang-bidang strategis, seperti perubahan iklim dan perikanan,” terang Menlu RI.
Pacific Exposition juga dimanfaatkan Menlu Retno Marsudi untuk menegaskan, pentingnya kekompakan seluruh negara Pasifik untuk menjaga stabilitas kawasan.
“Pasifik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kawasan Indo Pasifik. Kita semua bercita-cita untuk melihat kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur. Tapi, visi ini tidak akan terwujud jika kita tidak menghormati satu sama lain atau jika kita membiarkan diri kita untuk diserap ke dalam persaingan kekuatan besar,” ucapnya.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan, Pacific Exposition tahun ini diikuti oleh 312 perusahaan dan BUMN, yang mengisi 200 stan pameran dagan secara daring.
Anek Bisnis Makanan-Minuman
“Ini merupakan peningkatan tajam dari tahun 2019. Mereka mencakup berbagai bisnis, mulai dari makanan dan minuman, seni dan kerajinan, perhotelan, hingga manufaktur. Nama-nama besar seperti Fonterra, Miraka, Samoa Water, Livingstone dan Garuda Indonesia ikut ambil bagian. Sebagian besar peserta pameran telah mendaftar untuk Business Matching, dan kami berharap dapat memiliki lebih banyak perusahaan yang terlibat dalam program ini,” ujar Dubes RI.
Sebanyak 18 negara serta enam provinsi Pasifik di Indonesia berpartisipasi pada Pacific Exposition kedua tahun ini.
“Negara dan wilayah yang berpartisipasi kali ini adalah Australia, Kepulauan Cook, Fiji, Polinesia Prancis, Guam, Kiribati, Nauru, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Niue, Palau, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Timor Leste, Tonga, Tuvalu, dan tentu saja Indonesia. Kami senang untuk mencatat bahwa partisipasi resmi juga mewakili semua subkawasan dan komunitas Pasifik,” papar Dubes Tantowi Yahya.
“Seperti tahun 2019, provinsi Pasifik Indonesia yaitu Nusa Timur Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Utara, akan menjadi wajah Indonesia dalam pameran tersebut,” sambungnya.
Pacific Exposition kedua yang mengusung tema “Its Time for Pacific”, dirangkaikan dengan penyelenggaraan lima forum diskusi.
Yaitu, Pembicaraan Pasifik, Perdagangan, Investasi dan Ekonomi Kreatif Forum, Forum Pariwisata, Forum Kesehatan, serta Forum Perikanan.
Indonesia sukses menghelat Pacific Exposition pertama pada 2019 yang berlangsung di SkyCity Auckland Convention Center dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Selandia Baru dan Australia.
Transaksi bisnis pada Pacific Exposition pertama dua tahun lalu mencapai USD 70,3 juta.