Pemulangan Jenazah Mahasiswi Asal Malang Masih Tunggu Jadwal
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa pemulangan jenazah Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswi asal Malang yang meninggal dunia karena tenggelam di Danau Trebgas Badesse di Bavaria, Jerman, masih menunggu slot kargo penerbangan.
"Sekarang tinggal menunggu kabar dari maskapai kapan kita mendapat tempat untuk dipulangkan ke Indonesia," kata Retno kepada wartawan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin.
KJRI Frankfurt sudah memperoleh notifikasi tertulis dari otoritas di Jerman bahwa autopsi jenazah Shinta sudah selesai dan jenazah sudah diserahterimakan pada 15 Agustus.
Kemlu menerima permohonan resmi dari pihak keluarga untuk bantuan pemulangan, sehingga wakil KJRI telah mengambil jenazah dari Beyruth, mengurus sertifikat autopsi/kematian, melakukan pemulasaraan secara Islam, dan mempersiapkan proses pemulangan.
Menlu Retno pun sudah melakukan kontak dengan perwakilan RI di Jerman serta Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal untuk memastikan bahwa proses pemulasaraan jenazah telah selesai dilakukan.
"Prosesnya semua sudah selesai, sudah dilakukan pemulasaraan sesuai dengan ajaran agama Islam," tegas Menlu.
Sebelumnya pihak keluarga Shinta Putri Dina Pertiwi galau karena tak ada kepastian jenazah Shinta kapan akan dipulangkan ke Indonesia. Kegelisahan pun melanda keluarganya di Jalan Bandulan gang 12 Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Umi Salamah (54), ibunda almarhumah bahkan melayangkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Pasalnya, kabar sebelumnya menyebut bahwa jenazah anaknya akan dipulangkan dengan maskapai terbaik dan tercepat oleh pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang ada di Frankfurt.
Surat Terbuka ibunda Shinta, mahasiswi yang meninggal di Jerman, kepada Presiden Joko Widodo @Istimewa
“Kami mohon segera mendapat kepastian jadwal pemulangan jenazah Shinta,” kata Umi Salamah menjelaskan isi surat terbuka tersebut.
Seperti diketahui, anak keduanya itu sempat dinyatakan hilang setelah berenang di Danau Trebgaster, Jerman pada Rabu 8 Agustus dan ditemukan tewas pada Jumat 10 Agustus. Sampai saat ini, jenazah masih berada di Kota Bayreuth meskipun telah dilakukan autopsi oleh otoritas setempat.
“Saya tidak mengetahui secara pasti kenapa belum dipulangkan,” tandas Salamah yang juga dosen di Universitas Brawijaya ini.
Lebih lanjut, ia mengaku telah menyerahkan dokumen lengkap untuk mengurus kepulangan jasad gadis kelahiran 1 November 1993 yang menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Leipzig melalui jalur beasiswa ini.
“Dari KJRI dan Kemenlu (info) tidak pasti. Padahal PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) mengatakan sudah siap, karena peti sudah dipacking rapi,” jelasnya. (amr)