Pemuda Perlu Ambil Peran dalam Pilkada Kabupaten Malang
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malang, salah satu perhatian adalah pada peran pemuda dalam mengambil peluang untuk dapat memasukkan gagasan demi pembangunan Pemuda.
Hal ini seringkali luput menjadi perhatian para calon kepala daerah. Sekalipun masuk dalam visi misi kandidat, namun sulit untuk memastikan bahwa program pembangunan pemuda menjadi prioritas.
“Jika kita melihat betapa banyak kandidat kemudian bergaya khas anak muda, seperti sneakers, hoodie, dan sebagainya, itu adalah cara mereka memperoleh dukungan dari pemuda. Persoalannya, pemuda seringkali hanya menjadi alat mendulang suara,” kata Fadillah Putra, pengajar pada Fakultas Ilmu Administrasi Negara (FIA) Universitas Brawijaya, 16 Juni 2020.
Berangkat dari kegelisahan tersebut, Fadillah Putra menyelenggarakan diskusi dengan dengan tema Optimalisasi Peran Pemuda dalam Pilkada. Acara yang merupakan bagian dari kegiatan Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya ini menggandeng GP Anshor Kabupaten Malang.
Dalam acara yang diselenggarakan di Kedai Potro Jaya Kabupaten Malang, Fadillah menjelaskan pentingnya pemuda untuk menangkap peluang dimana gagasan pemuda dapat masuk dalam visi, misi kandidat kepala daerah, dan dikawal hingga menjadi program. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model Schumpeter Workface Regime (SWR).
SWR merupakan sebuah model yang dikembangkan secara khusus untuk membekali organisasi dalam menghadapi krisis atau momentum guncangan baik dalam aspek ekonomi, sosial, politik maupun teknologi. Tujuan utama dari SWR adalah terwujudnya kemampuan dari sebuah organisasi dalam menghadapi berbagai guncangan sosial.
“Meski model asli SWR banyak diarahkan pada bagaimana sektor bisnis mampu beradaptasi dalam situasi krisis. Model ini cukup sukses hingga saat ini juga dikembangkan untuk bidang sosial dan politik,” kata Fadillah dalam diskusi yang diselenggarkan secara daring dan luring tersebut.
Secara konseptual, model SWR dapat dijadikan kerangka untuk membekali pemuda agar dapat mengambil peran produktif di tengah masa transisi politik pilkada. “Ini penting mengingat program-program terkait pemuda, seringkali tidak menyentuh pada kebutuhan dan inovasi yang berkembang di anak-anak muda. Masih sedikit pemimpin, terutama di level kepala daerah, yang benar-benar membawa aspirasi anak muda,” jelas Fadillah Putra.
Merespon apa yang disampaikan oleh Fadillah, pemuda Anshor merasa penting agar Anshor juga dapat mengambil kesempatan pilkada ini untuk memasukkan ide-ide anak mudah.“Bagaimana pemuda juga berperan dalam mengedukasi masyarakat, bagaimana momentum pilkada ini disambut baik pemuda dan meningkatkan partisipasi. Karena dari tingkat pendidikan, pemuda juga lebih baik, dari penguasaan informasi dan teknologi juga lebih baik. Karena itu, keterlibatan Anhsor dapat berperan partisipasi aktif bukan sekedar partisipasi dalam pemilu, tetapi juga dapat menyumbangkan gagasan yang lebih luas” kata Husnul Hakim, ketuga GP Anshor Kabupaten Malang.
Dimulai dari diskusi publik ini, pemuda Anshor perlu untuk segera membahas ide atau gagasan yang dapat disumbangkan dalam visi misi dan program pembangunan. Misalnya, bisnis start up. “Gagasan ini perlu kita dorong agar masuk dalam visi misi calon kepala daerah. Jika tidak didorong ini, perkembangan pemuda dalam bidang ekonomi mungkin akan stagnan seperti saat ini,” jelas Husnul.