Pemuda Papua Belajar Mencintai Indonesia, Ini Faktanya
Komunitas Gusdurian Surabaya mengadakan Kelas Pemikiran Gus Dur. Sebanyak 25 pemuda-pemudi dari pelbagai latar belakang, mengikuti program kelompok Gerdu Suroboyo pada 23- 25 Agustus 2019.
Dalam forum tersebut, dibahas rangkaian materi kelas yang banyak mengulas tentang sepak terjang Gus Dur.
"Mulai dari siapa Gusdur, visinya dalam melihat Indonesia dan kemanusiaan, pembelaan terhadap kaum yang tertindas, hingga nilai nilai ketauhidan yang menjadi sumber segala pemikirannya," kata Enno, salah satu penggerak sekaligus ketua panitia acara tersebut pada ngopibareng.id, Senin 26 Agustus 2019.
Menurut Enno, kegiatan tersebut merupakan program wajib bagi seluruh komunitas Gusdurian. Bernaung di bawah koordinasi Jaringan Gusdurian, kegiatan ini bertujuan terus melahirkan generasi muda yang akan mampu berkiprah dengan nilai nilai Gusdurian yang telah di pelajarinya.
Menurut aktivis Gusdurian Jawa Timur, Yuska Harimurti, serangkaian kegiatan dimaksudkan untuk belajar cara KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mencintai Indonesia.
"Sebagai sebuah komunitas yang masih berusia muda, kurang lebih 9 tahun, Jaringan Gusdurian yang dipimpin putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. Ini di antara cara dalam merawat dan meneruskan ajaran KH Abdurrahman Wahid kepada para generasi muda sebagai pewaris masa depan bangsa Indonesia," tuturnya.
Setiap tahun sekali, seluruh komunitas yang bersinergi di Jaringan Gusdurian dan tersebar hampir di 110 kota di Indonesia, secara rutin menyelenggarakan Sekolah Kader Gusdurian yang dikemas dalam program Kelas Pemikiran Gus Dur.
Ada 9 nilai Gusdurian adalah nilai nilai yg telah menjadi hasil rangkuman dari segala pemikiran dan sepak terjang selama masih hidup, nilai nilai tersebut di susun dan di rumuskan oleh keluarga, murid dan para sahabat Gus Dur, almarhum.
Pada bagian lain, Enno menambahkan, untuk ikut program KPG ini juga tidak mudah. Karena selain harus masuk dalam kriteria umur, juga harus membuat esai tentang Gus Dur dan melakukan tes wawancara sebelum dinyatakan lolos sebagai yang berhak mengikuti program KPG.
"Berat, sebab kami berharap hasilnya adalah kader yang berkualitas, bukan sekedar ikut ikutan. Maka setiap tahun peserta hanya di batasi untuk 30 orang saja," tuturnya.
Suasana gembira dan serius juga tampak pada para peserta selama kegiatan berlangsung.
Salah satunya tampak dari wajah Dani. Seorang mahasiswa asal Papua yang ikut menjadi peserta mulai hari pertama hingga akhir.
Pada kesempatan yang lain, koordinator Gusdurian Surabaya mengatakan bahwa ajaran Gus Dur sangat layak untuk di pelajari dan di teruskan para generasi muda Indonesia. Sebab, ajaran pemikiran dan perbuatan Gus Dur mengajarkan bagamana seharusnya hidup berbangsa dan bernegara. Baik dalam konteks sebagai warga negara maupun sebagai manusia di antara manusia lainnya.
"Dan yang paling penting, KPG adalah mempelajari pemikiran Gus Dur tentang hidup sebagai manusia dalam nilai nilai Ketuhanan dan bagaimana cara Gus Dur mencintai Indonesia", demikian tambahnya.
Advertisement