Pemprov Pastikan Penanganan Banjir Jombang
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan penanganan terhadap warga terdampak akibat banjir di Kabupaten Jombang yang terjadi sejak Rabu (1/3) malam.
"Kami berharap tak ada warga yang menjadi korban akibat terdampak banjir, terutama memenuhi kebutuhan yang mendesak," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di sela meninjau posko banjir di Jombang, Kamis malam.
Berdasarkan informasi diterimanya, banjir yang merendam 12 desa di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Mojowarno merupakan banjir luapan dari sungai Pancir dan sungai Gunting.
Dampak yang diakibatkan merendam 2.400 rumah, masing-masing 800 ruah terendam akibat banjir sungai Pancir Desa Kademangan, 700 rumah terendam banjir sungai Pancir Desa Mancilan dan 900 rumah terendam banjir sungai Gunting.
Tak itu saja, dampak lainnya akibat banjir adalah terendamnya jalanan sepanjang 4,5 kilometer dengan tinggi mencapai 50 centimeter.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa penyebab banjir adalah curah hujan tinggi di bagian hulu berkisar antara 20-88 milimeter dengan durasi hingga lima jam, serta debet banjir yang tinggi tidak tertampung kapasitas sungai sehingga melimpah di beberapa titik tanggul.
Sebagai wujud penanganan, meski banjir akibat luapan sungai ini menjadi wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, namun Pemprov Jatim dan Pemkab Jombang tetap bekerja sama karena menjadi tanggung jawab semua pihak serta bagian dari pemerintah.
Menurut dia, ada sungai yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir, seperti banjir Sampang di Madura dan banir Kraton di Pasuruan.
"Saya mendengar kabar bahwa BBWS Brantas telah menganggarkan Rp50 miliar lebih untuk tahun ini, dan saya kira inilah salah satu harapan mengurangi banjir untuk tahun-tahun akan datang," katanya.
Sedangkan untuk mengatasi perbaikan beberapa tanggul yang mendesak seperti tiga jembatan jebol di sekitar Mojowarno dan Mojoagung, pendanaannya diajukan oleh Bupati Jombang kepada Gubernur Jatim menggunakan dana tak terduga yang anggarannya dibutuhkan mencapai Rp4 miliar. (wah)