Pemprov Jatim Targetkan Tahun 2020 Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Wilayah Jatim, Difi A Johansyah menargetkan, angka pertumbuhan ekonomi di Jatim untuk tahun 2020 di kisaran 5,4-5,8 persen.
Namun, ekonomi di Jatim masih akan menghadapi tantangan berat. Angka 5,4-5,8 dinilai merupakan angka yang realistis dan perlu dicapai dengan kerja keras.
"Hingga Triwulan III 2019, angka pertumbuhan ekonomi di Jatim 5,52 persen. Kita masih di atas rata-rata nasional yang saat ini 5,04 persen," kata Difi saat Konferensi Pers Refleksi Jatim 2019 dan Prioritas Jatim 2020 di Kantor Gubernur Jatim, Minggu 29 Desember 2019 malam.
Difi tidak muluk-muluk mematok pertumbuhan ekonomi di Jatim sebesar 6 persen, karena keadaan global yang saat ini kurang mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Tentu cara untuk meningkatkan ekonomi di Jatim dengan cara bersinergi dengan provinsi lain dan menjadi mitra guna tumbuh bersama mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Jadi saya rasa angka 5,4-5,8 persen realistis," kata Difi.
Senada dengan Difi, Khofifah juga tidak ingin gegabah mematok angka 6 persen sebagai target pertumbuhan ekonomi di tahun 2020.
"Banyak faktor yang mempengaruhi, saya rasa angka kita tidak buruk ya, ini suatu capaian yang bagus. Ke depannya kita perlahan tingkatkan," kata Khofifah.
Khofifah menyebut, tantangan perekonomian pada tahun pertamanya menjabat sebagai Gubernur Jatim cukup berat.
Gubernur mencatat, pertumbuhan sektor perdagangan Jatim tahun 2019 menurun dari 6,29 persen menjadi 6,04 persen. Selain itu, kontribusi sektor industri pengolahan juga melemah dari 7,55 persen menjadi 6,8 persen.
Pelambatan ini tidak hanya terjadi secara regional di Jatim melainkan juga dialami nasional.
“Kendati kita mengalami penurunan, kinerja sektor industri pengolahan dan perdagangan kita masih di atas nasional. Bahkan kontribusinya terhadap nasional juga semakin meningkat,” katanya.
Khofifah menambahkan, di dunia saat ini, hanya ada tiga negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, salah satunya Indonesia.
"Saya rasa harus disyukuri, hanya tiga negara yakni China, India dan Indonesai," katanya.