Pemprov Jatim Masifkan Rapid Anti Gen
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur akan memasifkan testing dengan menggunakan metode rapid antigen dalam upaya untuk menjaring orang memiliki kontak erat dengan pasien yang telah dinyatakan positif terpapar virus corona atau Covid-19.
Hal ini ditandai dengan datangnya bantuan 50 ribu alat rapid antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima langsung Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Graha, Surabaya, Rabu 16 Desember 2020 sore.
Bantuan ini datang atas permintaan bantuan dari Pemprov Jatim yang menjalankan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Labolatorium Indonesia (PDS Patklin) yang merekomendasi untuk mengganti penggunaan metode rapid tes menjadi rapid antigen.
Bedanya dengan rapid tes, saat dicoba langsung petugas akan mengambil sampel layaknya tes usap dari hidung yang nanti akan dimasukan dalam botol khusus berisi reagen yang akan dituangkan dalam alat rapid tes. Dalam alat rapid masih sama ada dua indicator berhuruf C dan T. Apabila hanya satu garis saja maka dinyatakan negatif, sedangkan apabila garisnya dua dinyatakan positif dan harus menjalani protokol lanjutan. Tanpa memakan waktu lama, sekitar 15-30 menit hasil tes sudah bisa diketahui.
“Tingkat akurasi rapid antigen ini tinggi sampai 85 persen, yang sangat bagus untuk melakukan tracing bagi mereka yang punya kontak erat dengan yang sudah dinyatakan positif,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Dr. Ferlin Herliana.
Nantinya, alat tersebut akan disebar ke fasilitas layanan kesehatan seperti RS Rujukan dan Puskesmas di seluruh daerah.
Tak hanya untuk tracing, apabila masyarakat yang memiliki gejala yang menyerupai gejalan Covid-19 bisa datang langsung ke Puskesmas untuk segera di tes secara gratis.
“Jadi bantuan ini memang kita butuhkan untuk segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kita harap dengan cepatnya proses tracing penyebaran virus bisa segera dihentikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Dr. Joni Wahyuhadi menambahkan, telah direncanakan akan mendatangkan sendiri rapid antigen untuk bisa melakukan tracing lebih masif tanpa harus menunggu bantuan.
“Iya kita masih ada anggaran BTT (belanja tidak terduda) cukup untuk mendatangkan rapid antigen karena ini kan sesuai dengan rekomendasi dari WHO dan PDS Patkli karena metode ini dianggap lebih baik daripada rapid tes biasa. Akurasinya memang 85 persen tidak seperti PCR tes, tapi ini lebih cepat untuk melakukan tracing atau kalau ada kegiatan kan gak perlu nunggu hasil PCR yang lama,” kata Joni.