Pemprov Jatim Janji Urus Semua Pengobatan Bayi Pandhu
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan rusun dan tim dokter spesialis khusus menangani Muhammad Pandu Firmansyah, penderita cleft tessier hydrocephalus myelemeningocele atau kerusakan pada bagian wajah.
Tim dokter spesialis yang berasal dari RSUD Dr. Soetomo tersebut terdiri dari dokter bedah syaraf, bedah plastik, dokter bius, dan dokter anak.
Sebelumnya, Pemprov Jatim juga telah melakukan langkah cepat dengan memindahkan bayi pandhu dan sang ibu, Dina Oktaviani, 21 tahun dari rumah petak tidak layak huni ke rumah susun Gunungsari Surabaya.
"Usai mendengar tentang kisah bayi Pandhu bersama ibunya, saya langsung meminta dinas terkait, yaitu RSUD Dr. Soetomo dan PU Cipta Karya untuk mengambil langkah cepat dan mengkoordinasikan terkait hal ini secara solutif dan cepat," ucap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat ditemui di Surabaya, Minggu 8 Desember 2019.
Khofifah menerangkan, sebelumnya RSUD Dr. Soetomo telah melakukan operasi pertama pada bayi Pandhu beberapa waktu lalu untuk mengeluarkan cairan di otaknya lewat pemasangan selang yang berlangsung kurang lebih selama 1 jam.
"Sesuai hasil koordinasi saya dengan direktur utama rumah sakit dr. Soetomo, rencananya hasil operasi bayi Pandhu akan dievaluasi besok Senin (9 Desember 2019). Meliputi pengecekan hasil operasi, penutupan luka, hingga penambahan berat badannya. Setelah itu, tim dokter baru akan menentukan langkah operasi selanjutnya," kata Khofifah.
Mengenai pembiayaan, Khofifah mengatakan bahwa sementara ini masih menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Namun, jika pembiayaannya kurang, maka Pemprov Jatim akan menambal semua kebutuhan biaya layanan kesehatan dengan menggunakan anggaran milik Pemprov Jatim.
Meski demikian, jika ada yang ingin membantu kehidupan keseharian mereka dipersilakan. Khofifah justru bersyukur jika ada pihak atau perorangan yang melakukan aksi solidaritas sosial untuk mereka.
Sedangkan terkait fasilitas Rusunawa Gunungsari, lanjut Khofifah, bayi pandhu beserta sang ibu, Dina, ditempatkan di lantai dasar I A 12 sejak 3 Desember 2019 lalu.
Kamar yang memang dikhususkan bagi lansia dan difabel tersebut telah dilengkapi dengan sejumlah perabotan rumah. Lantai dasar ini sengaja dipilih untuk memudahkan jika sewaktu-waktu bayi Pandhu membutuhkan layanan tertentu.
"Biaya sewa rusunnya juga kami gratiskan hingga ibu Dina kami nilai dapat mandiri untuk membiayai hidupnya sendiri beserta Bayi Pandhu," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mendoakan agar bayi Pandhu selalu diberikan kemudahan pengobatan dan segera diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Sedangkan Ibu Dina dan keluarga diberi kekuatan, kesabaran dan kebahagiaan dalam menghadapi cobaan tersebut.
Khofifah juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kerja sama yang sangat baik seluruh jajaran Pemprov Jatim yang telah bergerak cepat menangani ibu Dina dan Bayi Pandhu.
Antara lain tim dokter RSUD Dr. Soetomo, tim evakuasi pengelola Rusunawa Pemprov Jatim, serta para relawan.
"Terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah membantu dan peduli pada ibu Dina dan ananda Pandhu. Ini merupakan wujud sinergitas dan solidaritas yang sangat baik dan harus terus kita lakukan di segala hal," pungkasnya.
Advertisement