Pemprov Jatim Buka Dapur Umum Pengungsi Anak-Anak Korban Semeru
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), mulai membuka layanan dapur umum bagi para anak dan balita yang saat ini berada di pos pengungsian korban erupsi Gunung Semeru, Lumajang.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan dapur umum para pengungsi anak dan balita dan orang dewasa harus dibedakan. Sebab, makanan mereka memang berbeda.
"Tentu tidak bisa disamakan antara makanan orang dewasa, bayi dan balita. Asupan nutrisi serta gizi anak dan balita harus terpenuhi meskipun sedang di pengungsian,” kata Khofifah, Minggu, 12 Desember 2021.
Khofifah tidak ingin para pengungsi anak-anak tersebut hanya merasakan kenyang saat diberi makanan dari dapur umum. Namun, gizi mereka juga tetap terjaga meski tinggal di tenda pengungsian.
“Artinya, anak atau balita tersebut tidak sekedar kenyang, namun angka kecukupan gizinya juga harus tercapai untuk membantu tumbuh kembang dengan baik, memenuhi kebutuhan energi, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan,” jelasnya.
Dapur umum khusus anak dan balita tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMPN 1 Candipuro, Lumajang. Di lokasi itu, dapur anak dan balita menyasar sekitar 64 anak pengungsi (25 laki-laki, 39 perempuan).
“Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas,” ucapnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim yang bertugas untuk memastikan kebutuhan bayi dan balita pengungsi tercukupi secara optimal.
Petugas yang bernama Tim Srikandi BPBD itu bertanggungjawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi dan mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian.
"Kita akan gilir untuk setiap titik pos pengungsi per dua hari," kata Budi.