Pemprov Intervensi Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Surabaya
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), menggelar aksi Patroli Berskala Besar (PBB) di Pasar Keputran Surabaya, Jumat 17 April 2020.
Dalam PBB tersebut, tim Pemprov Jatim membagikan 300 paket kesehatan, yang terdiri dari masker, hand sanitizer, dan vitamin.
Tak sampai 10 menit, 300 paket tersebut ludes dalam sekejap. Maklum, menurut pengakuan pedagang, Pemerintah Kota Surabaya tidak pernah memberikan fasilitas kesehatan di pasar induk tersebut.
Kadisperindag Pemprov Jawa Timur Drajat Irawan yang memimpin PBB tersebut mengatakan, aksi PBB di Pasar Keputran tersebut merupakan instruksi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, untuk melihat implementasi protokol kesehatan guna antisipasi penyebaran Covid-19 di pusat perbelanjaan, utamanya pasar tradisional.
“Jadi begini, pertama yang kami lihat ini apakah pedangan sudah memakai masker. Kemudian apakah pembeli juga memakai masker. Ketiga apakah di dalam pasar ini, utamanya di pintu-pintu masuk ini ada tempat cuci tangan atau tidak.
Karena itu adalah salah satu protokol kesehatan. Apakah kemudian ada hand sanitizer, dan lainnya. kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kemudian kalau ada yang sakit apa ada pos kesehatan,” kata Drajat kepada Ngopibareng.id, Jumat 17 April 2020 di Pasar Keputran Surabaya.
Menurut Drajat, saat melihat di lapangan ternyata masih banyak warga yang tak melakukan protokol tersebut. Bahkan, para penjual dan pembeli sama sekali tak melakukan gerakan social dan physical distancing. Bahkan, tempat cuci tangan atau wastafel, juga tak terlihat di Pasar Keputran.
“Ternyata fakta di lapangan kan sebaliknya. Sehingga ibu gubernur sengaja ingin memberikan masker kepada pedagang dan pembeli di Pasar Keputran. Harapannya, semoga mereka dengan menggunakan alat ini bisa mencegah penularan virus corona karena memang virus ini di antara penyebarannya ketika social distancing itu kurang dari 1 meter,” katanya.
Dengan adanya temuan tersebut, Drajat mengatakan dirinya akan langsung melapor hasil pantauan ke gubernur, dan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya, untuk menyediakan lebih banyak wastfael yang bisa mudah diakses oleh pembeli dan penjual.
Selain itu, ia berharap Pemerintah Kota Surabaya bisa lebih memperhatikan ‘ramai’ nya Pasar Keputran, bahkan banyak warga yang berdesak-desakan. Padahal hal itu, adalah salah satu media penularan Covid-19.
“Mudah-mudahan dengan ini akan segera dilakukan upaya-upaya ya. Mulai dari mengatur jam kerja operasional pasar yang pertama. Lalu yang kedua mengatur jarak antara pembeli dan penjual. Ini penting,” kata Drajat.