Pemprov DKI Batalkan Penghargaan untuk Colosseum Club
Colosseum Club baru saja meraih Anugerah Adikarya Wisata kategori Klub dan Diskotek untuk jenis usaha Hiburan dan Rekreasi. Selain piala, ada juga piagam penghargaan yang dibubuhi tanda tangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai pihak yang mengesahkan penghargaan tersebut. Anugerah Adikarya Wisata itu juga diberikan kepada 31 kategori lainnya.
Namun sayang, penghargaan yang diterima Colosseum Club menuai protes. Maklum, Anies Baswedan sendiri yang mencanangkan Wisata Halal di ibu kota. Pro kontra soal anugerah itu berujung keputusan pencabutan penghargaan tersebut.
"Pemberian penghargaan Adikarya Wisata 2019 pada Colosseum (Club) dinyatakan dibatalkan," tegas Sekda Provinsi DKI, Saefullah di gedung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin 16 Desember 2019.
Saefullah menyebut pembatalan penghargaan ini atas beberapa fakta yang ditemukan. Di antaranya terdapat surat dari Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud).
"Berdasarkan surat kepala Badan Narkotika Nasional provinsi DKI Jakarta, pada kepala Disparbud, tanggal 10 Oktober 2019. Yang menyampaikan hasil kegiatan BNNP terhadap pengunjung di Colosseum, pada tanggal 7 September ini menjadi catatan kita," kata Saefullah.
Atas surat tersebut, Disparbud telah mengeluarkan surat teguran tertulis kepada pemilik usaha. Serta meminta surat pernyataan tertulis untuk meningkatkan pengawasan.
Sebelumnya, Front Pembela Islam memprotes dua kebijakan Anies Baswedan yang disebutnya 'maksiat friendly'.
"Pertama, izin terhadap kegiatan yang di dalamnya terdapat atau memfasilitasi dan memberi peluang terjadinya berbagai maksiat, namun berkedok wisata hiburan, termasuk penyelenggaraan Djakarta Warehouse Project (DWP)," tulis pernyataan sikap FPI yang diterima dari Sekretaris Umum FPI, Munarman, Senin 16 Desember 2019.
FPI mengatakan DWP bertahun-tahun sudah diketahui merupakan kegiatan pesta pora, hura-hura dengan musik keras. Menurut FPI, di dalamnya terdapat anak muda dan sangat potensial dirusak dengan cara berpakaian membuka aurat serta mengkonsumsi makanan dan minuman haram.
Kedua, kebijakan pemberian penghargaan untuk Colosseum Club. "Diskotek-diskotek yang semua orang berpikiran waras pasti tahu tidak ada manfaat sama sekali untuk mencapai tujuan pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa," ujar Munarman.
"Umat Islam DKI Jakarta menjatuhkan pilihan kepada Anda saat Pemilihan Gubernur tahun 2017 yang lalu, karena Umat Islam Jakarta menginginkan ada perubahan mendasar orientasi pembangunan dari yang semata mata mengejar pertumbuhan ekonomi, PAD yang tinggi, kehidupan dunia yang glamor, diubah menjadi indeks pembangunan yang lebih mengedepankan aspek kehidupan yang religius, takut kepada Allah, dan nyaman bagi umat semua agama," sambung Munarman.
Advertisement