Pempek dan Cerita si Apek dari Negeri China
Konon, Apek adalah orang yang punya panganan bernama Pempek. Si Apek ini bukanlah orang Palembang. Dia adalah migran alias orang perantauan dari Negeri China. Apek kebetulan terdampar di Kerajaan Palembang.
Tidak begitu jelas siapa nama si Apek tua itu. Tapi yang pasti dalam tradisi China orang yang sudah tua biasanya memang disebut Apek.
Apek masuk Palembang sekitar abad ke-16. Sementara Raja Palembang yang berkuasa saat itu adalah Sultan Mahmud Badaruddin II. Sultan Mahmud berkuasa penuh di Kesultanan Palembang-Darussalam.
Apek jelas tak ada hubungannya dengan Sultan Mahmud Badaruddin. Namun kreasi panganan yang dibuatnya saat itu menjadi fenomena di seluruh Kesultanan.
Syahdan, si Apek mencipta sebuah panganan. Rasanya enak dan khas. Nakal sekali Apek ini, dia sengaja tidak menyebutkan apa nama makanan yang diciptakannya.
Apek sendiri juga tak jelas maksudnya, mengapa tak menamai panganan bikinannya. Padahal orang se-Kesultanan sudah mulai keranjingan dengan makanan ini.
Karena orang-orang mulai putus asa tak kunjung mengetahui nama panganan itu, orang kebanyakan lantas menyematkan namanya menjadi nama panganan. Tetapi bukan Apek melainkan empek-empek. Kemudian lama-kelamaan namanya diperpendek menjadi Pempek saja.
Menurut cerita dari mulut ke mulut, lalu menjadi cerita turun temurun, sekitar tahun 1617,z memang ada seorang Apek yang tinggal di daerah Perakitan. Yaitu sebuah tepian Sungai Musi.
Apek diperkirakan sudah berusia 65 tahun saat itu. Prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi, sementara hasil tangkapannya tidak seluruhnya dimanfaatkan dengan baik - hanya sebatas digoreng dan dipindang - Apek mulai gemas. Kemudian dia mencoba bereksperimen. Ia menghaluskan daging ikan tangkapannya dengan digiling.
Hasil daging gilingan kemudian dicampur dengan tepung tapioka. Maka jadilah panganan yang sama sekali baru. Sama sekali belum pernah ada di Palembang.
Cara menyajikannya pun digoreng terlebih dahulu sebelum disantap. Panganan baru itu kemudian dijajakan berkeliling kota dan kemudian menjadi terkenal sesudahnya karena cocok dengan lidah Palembang.
Konon dia menjualnya dengan meneriakkan namanya sendiri sambil keliling kota. "Pek… Apek… Apek-Apek" Maka makanan tersebut akhirnya dikenal mirip dengan panggilannya sendiri.
Pada awalnya Pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, bahan ikan diganti dengan ikan gabus yang lebih mudah dicari serta harganya yang murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya ikan gabus menjadi mahal dan sulit dicari, maka digunakan juga jenis ikan sungai lainnya. Misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti tengiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Tetapi yang paling populer adalah ikan tengiri.
Membuat Pempek Palembang cukup sederhana. Bahan dasar utama adalah daging ikan giling halus. Jenis ikan paling bagus untuk panganan ini memang Tenggiri, namun sebenarnya bisa juga diganti dengan ikan apa saja yg dagingnya lebih banyak seperti Salmon,Tuna, Toman, Tongkol Kecil, Gurame, Sepat Besar.
Buang tulangnya dan di giling sampai halus. Jangan memakai ikan yang banyak lemaknya seperti lele, patin, dan sebagainya.
Untuk tepung bisa memakai sagu atau tepung kanji. Bahan lainnya adalah air, garam halus, dan penyedap secukupnya. Sebagai perbandingan, antara ikan dan sagu bisa 1:1 atau 1:3/4 atau 1:1/2. Semakin banyak ikan tentu semakin enak, tapi maksimal ikan 1 kg tepung sagu 0,5 kg.
Cara mengolah menjadi bahan baku pempek ada beberapa peralatan yang dibutuhkan, antara lain pirikan ikan. Bisa dari bahan kuningan atau batok kelapa yg berlubang, alat ini sudah langka di jual dipasar. Berikutnya adalah mesin penggiling daging. Jika tidak ada mesin bisa juga menggunakan peralatan elektronik seperti blender atau food processor atau stand mixer.
Pertama-tama ikan yang akan diolah disiangi dan dibersihkan terlebih dahulu. Lalu kulit ikan dilepaskan dari dagingnya. Buang seluruh tulang, kemudian potong kecil-kecil agar siap untuk dipirik/digiling.
Hasil gilingan kemudian dicampur dengan air es, penyedap, dan garam, kemudian diaduk sampai lengket. Setelah itu ditambahkan tepung sagu atau kanji sedikit demi sedikit sambil diuleni/diuli hingga tidak menempel lagi ditangan. Setelah adonan dasar ini jadi dan dibentuk sesuai dengan jenis pempek yang diinginkan.
Uhuuu sudah meleleh seleranya apa belum? Sudah berdecap lidahnya kan... Ayoh ajak kita dong, makan pempek tentunya. Jangan suruh mengingat si Apek melulu. (widikamidi/sambungan pempek tjek entis/habis