Pemkot Surabaya Siap Terima Siswa Inklusi di Tahun Ajaran Baru
Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan sosialisasi penerimaan siswa inklusi untuk tahun ajaran baru 2024/2025. Sosialisasi penerimaan siswa inklusi tersebut ditujukan kepada setiap kepala sekolah dan guru SD dan SMP Negeri se-Kota Surabaya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, bukan hanya sosialisasi, pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap guru kelas satu. Sosialisasi dan pendampingan tersebut bertujuan untuk membekali mereka tentang tata cara pendaftaran anak berkebutuhan khusus (ABK) di setiap sekolah.
“Kemarin sudah ada pendampingan untuk guru-guru kelas satu. Harapan kami nanti, minimal dasar psikologis anak paham. Jadi ketika nanti ada anak inklusi yang ikut, nah itu nggak bingung,” katanya, Sabtu 17 Februari 2024.
Setelah itu, pada tahap berikutnya, setiap kepala sekolah akan melakukan sosialisasi kepada para orang tua murid mengenai penerimaan siswa inklusi. Tak hanya itu, Dispendik Surabaya juga akan menyiapkan sarana dan prasarana untuk menyokong kegiatan belajar mengajar siswa inklusi.
Yusuf menjelaskan, pengadaan sarpras pada sekolah-sekolah akan dilakukan secara bertahap. Sebab, waktu kegiatan belajar mengajar untuk siswa inklusi tidak bersamaan dengan siswa lainnya.
“Kita (lakukan) bertahap. Nanti jam mengajarnya juga berbeda dengan yang anak-anak yang reguler. Karena dibutuhkan interaksi, waktu, dan model-model (pembelajaran) khusus, artinya setiap sekolah nantinya akan menyiapkan skema masing-masing,” jelasnya.
Yusuf memastikan, pihaknya telah siap menyambut kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran baru 2024/2025 mendatang. Penerimaan siswa ABK akan berjalan dengan sistem zonasi, melalui jalur afirmasi, yakni 15 persen dari kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Ia menambahkan, dengan menerapkan sistem zonasi, maka akan mempermudah wali murid dalam menentukan jarak sekolah.
“Agar tidak terlalu jauh, karena mereka (ABK) perlu pendampingan. Sebab, jarak rumah dengan sekolah juga berpengaruh bagi anak-anak,” imbuhnya.
Yusuf juga menyampaikan, penerimaan siswa inklusi adalah upaya dalam mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak (KLA) Dunia. Ia menyampaikan, indikator untuk menuju Surabaya KLA Dunia, harus memberikan hak yang sama terhadap anak inklusi dalam mengakses pendidikan.
“Harapannya sekolah-sekolah menjadi ramah, nyaman dan menyenangkan dalam semua pembelajaran, dasarnya adalah lingkungannya di sekolah yang bersifat rekreatif tapi edukatif,” pungkasnya.
Advertisement