Pemkot Surabaya Rutinkan Swab Acak di Sekolah
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar rutin swab test secara acak bagi pelajar dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk deteksi dini adanya penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, upaya ini sebagai antisipasi sebab masih ada ketakutan adanya penyebaran Covid-19. Apalagi, saat ini ada ancaman ledakan kasus Covid-19 akibat libur dan masuknya varian B 1.1.529 Omicron di Surabaya.
"Di SKB 4 Menteri itu juga disebutkan. Kalau ada sekolah yang kena, maka akan diistirahatkan selama 14 hari," kata Eri, Rabu 12 Desember 2021.
Karena itu, ia meminta, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di sekolah dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Selain itu, upaya lain yang sudah dan terus dilakukan adalah mempercepat vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Sebab, hingga kini masih ada siswa yang belum mendapat vaksin Covid-19 karena baru mengikuti bulan imunisasi pada Desember 2021. Sesuai aturan, harus ada jeda waktu satu bulan setelah bulan imunisasi baru menerima vaksin Covid-19.
"Ini kan tidak boleh langsung di vaksin, karena harus menunggu satu bulan dulu. Kami harus menunggu dari aturan vaksin sebelumnya, yakni harus menunggu satu bulan terlebih dahulu setelah mendapat suntikan vaksin campak, difteri tetanus, dan tetanus," terang mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Selain itu, ia juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat di Kota Surabaya untuk bersama-sama menjaga protokol kesehatan. Ia meyakini, dengan kekuatan dan kepatuhan warga, maka Covid-19 bisa dikendalikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan bahwa pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya telah berjalan dan diikuti oleh 661 SD dan 331 SMP negeri maupun swasta.
Yusuf mengatakan, dalam menekan Covid-19 pihaknya menggandeng tiap puskesmas yang ada untuk melakukan swab acak di sekolah.
"Swab test acak atau sampling itu mengikuti kondisi dan akan didampingi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Minimal nanti dilakukan per wilayah, untuk pelaksanaannya akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan Dinkes," ujar Yusuf.
Selanjutnya, terkait evaluasi pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku, akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Dinkes dan Pakar Epidemiologi, terkait perkembangan PTM 100 persen. "Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk anak-anak di Kota Surabaya," pungkasnya.
Advertisement