Pemkot Surabaya Rapid Test 7.223 Warga
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim, pihaknya sudah melakukan rapid test kepada 7.223 warga. Dimulai sejak bulan April hingga 12 Mei 2020.
Data hasil rapid test itu antara lain orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 4.585. Rinciannya, 650 warga reaktif dan 3.935 hasilnya negatif. Kemudian orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 641 terdiri dari 51 orang yang reaktif dan 590 negatif.
“Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya 160 pasien yang di dalamnya terdapat 41 pasien reaktif dan 119 negatif,” kata Risma, melalui keterangan resminya pada Kamis, 14 Mei 2020.
Selain itu, rapid test juga dilakukan terhadap tenaga kesehatan (nakes) berjumlah 1.837 orang. Dari angka tersebut, 46 orang reaktif dan 1.791 nakes hasilnya adalah negatif.
Risma menyebut, sedikitnya sudah ada tujuh daerah yang dilakukan rapid test untuk warga terdampak. Yakni Sawah Pulo, Kebon Dalam Tengah, Dupak Timur 4, Gresik PPI Pasar, Tenggilis Utara 2, Gubeng Masjid 1 dan terakhir Wonorejo Rungkut.
“Masing-masing wilayah koordinasinya dengan Puskesmas. Kalau kemarin itu Rungkut Kidul dan Manukan Kulon Mukti. Kemudian Gresik PPI Pasar sebagian sekarang ada yang kemarin,” tutur Risma.
Sementara itu, dalam menentukan kawasan yang akan di rapid test, Risma harus melihat data terlebih dahulu. Pemkot Surabaya bakal mendahulukan daerah yang sudah termasuk zona merah, agar rapid test berjalan efektif.
"Jadi setelah saya lihat data, yang banyak dimana? Oke di situ dilakukan rapid test. (Contohnya) di Wonokusumo, (sudah rapid test) hasilnya semua negatif. Artinya yang utama adalah tempat yang kasusnya besar,” jelas Risma.
Berdasarkan pengalaman, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tersebut berpendapat, meski terkadang hasil rapid test ini terbilang tinggi, namun belum tentu hasil swabnya juga demikian.
“Tapi saat dilakukan tes swab hasilnya negatif bahkan swab dua kali hasilnya negatif,” paparnya.
Meski begitu, Risma tetap menginstruksikan, untuk terus melakukan tracing pada seluruh wilayah di Kota Pahlawan.
“Seperti di Manukan, Kedung Baruk dan Wonorejo saya minta untuk disisir lagi,” tutupnya.