Pemkot Surabaya Pasang Separator di Titik Semburan
Pemkot Surabaya melalui Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur telah memasang separator di titik semburan lumpur minyak bercampur air di halaman rumah warga Jalan Kutisari Indah Utara III/19.
Alat ini sengaja dipasang di titik semburan untuk memisahkan material semburan yaitu air, minyak dan gas.
Pantauan di lokasi, sebuah pipa plastik (selang) panjang 1,5 meter berdiameter 0,5 cm dipasang di titik semburan. Kemudian selang itu dialirkan ke separator. Di saparator ini secara otomatis material semburan terpisahkan dan keluar melalui tiga pipa saluran.
Pipa saluran pertama menuju ke selokan yang membuang air, satunya menuju drum yang menampung minyak mentah, dan lubang satunya ke sebuah tabung berukuran 2000 liter untuk menampung gas. Separator ini terpasang sejak sejak Kamis 10 Oktober 2019 sore.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo, separator tersebut memang berfungsi memisahkan kandungan air, minyak dan gas dari semburan tersebut.
"Air yang disalurkan ke selokan sudah difilter. Sudah menjadi air biasa," kata Handoko.
Sedangkan minyak dan gas yang keluar nantinya juga terpisah. Minyak bisa ditampung, sedangkan gas sementara akan dirilis ke atas.
"Gas bisa ditampung untuk dibakar atau bikin kompor, nggak ada masalah," ujar Handoko.
Alat separator ini, menurut Handoko, merupakan alat semipermanen. Alat tersebut akan digunakan jika semburan terus berlangsung.
Pemasangan separator tidak membutuhkan peralatan khusus. Handoko mengaku hanya menggunakan konsep sederhana dengan cara menyedot di titik semburan.
"Airnya disedot. Kita lihat diameter (titik semburan) pengaruhnya berapa," kata Handoko.
Hingga Jumat 11 Oktober 2019, semburan minyak campur air di halaman rumah warga di Kutisari Indah Utara III/19 masih terus terjadi.
Semburan ini muncul secara misterius di halaman rumah tersebut pada Senin 23 September 2019. Sudah 19 hari semburan masih aktif dan berbagai pihak dilibatkan seperti Dinas Lingkungan Hidup Surabaya, Dinas Cipta Karya, hingga PGN untuk mengatasi semburan tersebut.
Advertisement