Pemkot Surabaya Masifkan Operasi Pasar
Wakil Walikota Surabaya Armuji secara langsung memantau gelaran operasi pasar yang berlangsung di Balai RW 05, Jalan Balongsari Tama, Tandes, Surabaya. Pantauan tersebut dilakukan untuk memastikan harga yang diberikan betul-betul meringankan beban masyarakat.
Tak hanya memantau harga, Armuji juga mengingatkan kepada warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya itu menyampaikan, operasi pasar ini salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok di bulan Ramadhan.
Bahan-bahan pokok yang ditawarkan dijual jauh di bawah harga pasar atau sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). “Operasi pasar murah di Ramadhan ini tentunya membantu masyarakat disekitarnya dan harganya cukup selisih jauh. Oleh karenanya, ini diperuntukkan warga bukan untuk pedagang karena agar bisa masyarakat menikmati harga murah di musim pandemi ini," ujarnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyatakan, operasi pasar ini dapat membantu masyarakat tidak mampu yang terdampak pandemi Covid-19. "Karena itu operasi pasar ini semakin masif kita gelar. Kegiatan ini akan kita gilir di tiap kecamatan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati merinci, beberapa bahan pokok yang dijual berupa beras 5 kilogram seharga Rp 46.000, minyak 1 liter Rp 12.900, kemudian gula Rp 11.800 per kilogram, telur Rp 22.000 per kilogram.
“Untuk bawang putih Rp23 ribu per kilogram, bawang merah Rp18 ribu, lalu ada ayam Rp34 ribu dan cabai rawit Rp3 ribu per ons,” sebut Wiwek.
Wiwiek memastikan, operasi pasar ini digelar selama Bulan Ramadhan di 31 kecamatan yang tersebar se-Suarabaya secara bergiliran. Dalam sehari, sedikitnya ada dua lokasi yang menggelar operasi pasar.
“Ini terus kami lakukan, kalau secara kumulatif sejak awal Bulan Ramadan sudah ada sekitar 16 titik lokasi,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli bernama Lilis Indrayani warga asal Tandes Lor mengungkapkan terdapat selisih harga dibandingkan dengan berbelanja di luar.
Dia mengaku senang tiap kali ada operasi pasar. Bahkan Lilis bercerita beberapa waktu lalu sempat membeli ¼ kilogram cabai rawit dengan harga Rp 13.000. Namun saat ini dia membeli satu ons cabai seharga Rp 3.000. “Saya langsung beli dua ons. Lalu beli minyak dan gula dua kilogram,” kata Lilis.