Pemkot Surabaya Lelang Manajemen Pengelola Bus Suroboyo
Pemerintah Kota Surabaya telah mengalokasikan dana sebesar Rp 2,3 miliar untuk membiayai pengadaan manajamen pengembangan layanan Buy The Service (BTS) untuk mengelola transportasi umum di Kota Surabaya.
Nantinya, manajemen yang memenangi tender akan mengelola transportasi massal yang ada, seperti Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan Warawiri. Per hari ini, Rabu 27 Maret 2024, baru ada dua peserta yang mendaftar di laman lpse.surabaya.go.id.
Total SDM yang diperlukan dalam satu manajemen yang mengelola rute transportasi umum ini nantinya akan membutuhkan 56 orang, yang terdiri atas ketua tim, tenaga pendukung, dan tenaga pelaksana lapangan.
Mereka akan mengelola satu rute Trans Semanggi Surabaya serta lima rute feeder Wara-Wiri (angkutan pengumpan) Surabaya, dan satu rute tambahan bus, yang hingga saat ini masih dikelola oleh Pemkot Surabaya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, tata kelola transportasi umum yang lebih profesional akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan satu dari sekian moda transportasi umum yang tersedia.
"Untuk Wara-Wiri, sampai bulan Februari kemarin, penumpangnya sudah mencapao 114 ribu. Padahal saat awal beroperasi, hanya tercatat 33 ribu penumpang saja," katanya, Rabu 27 Maret 2024.
Dengan semakin meningkatnya minat masyarakat Kota Pahlawan untuk menggunakan transportasi umum, rute-rute potensial dan vital akan diperbarui armada transportasinya.
"Seperti rute Tunjungan-Benowo yang penuh terus. Mereka sampai minta diganti dengan armada yang lebih besar," paparnya.
DPRD Kota Surabaya juga berharap lebih dengan manajemen yang akan terbentuk tersebut. Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma mengatakan, pembentukan manajemen tersebut adalah terobosan dari Pemkot Surabaya untuk meningkatkan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat.
"Namun kami meminta agar manajemen yang menang tender nanti minimal punya sistem, seperti SITS (Surabaya Intergrated Traffic System), untuk memantau rute dan armadanya," ungkapnya.
Politikus PSI ini juga berharap, manajemen tersebut dapat memantau dan mengontrol setiap rute dan armada yang dikelolanya, walaupun nantinya tidak memiliki sistem sendiri, bisa terintegrasi ke SITS.
"Sebenarnya tidak harus punya sistem sendiri tetapi punya server sendiri dan punya command center sendiri supaya teratur. Bisa bergabung ke SITS, namun harus punya server sendiri biar tidak membebani," pungkasnya.