Pemkot Surabaya Kaji Ulang Rencana PTM
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus mengkaji ulang rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan dimulai pada tahun ajaran baru Juli 2021 mendatang
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku, lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Kabupaten Bangkalan dapat mengancam keselamatan warga Surabaya.
Apalagi, berdasar hasil whole genom sequencing yang dilakukan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) ditemukan tiga kasus mutasi dengan varian B-1.617.2 asal India yang disebut lebih berbahaya.
Virus yang masuk katagori delta ini disebut lebih berbahaya dibanding varian sebelumnya yang berasal Wuhan, Inggris, Afrika Selatan, dan juga Brazil. Sebab, tingkat penularannya 98 persen lebih cepat dan lebih luas, serta vaksin yang sudah diterima masyarakat untuk membentuk antibodi bisa ditembus.
"Sekolah tatap muka kita akan rapatkan lagi dengan dewan pendidikan karena jangan sampai mereka ketika masuk malah dapat dampak. Jadi belum pasti karena pertama kita jaga keselamatan warga saya," ujar Eri, Rabu 16 Juni 2021.
Tak hanya bersama dengan dewan pendidikan saja, Pemkot Surabaya juga tetap akan menggandeng para pakar kesehatan mulai dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta Pakar Epidemologi.
Hal ini dinilai perlu agar kebijakan yang diambil nanti adalah kebijakan yang benar-benar tepat dan tidak memberikan dampak negatif bagi para murid dan guru.
Berkaitan dengan perizinan orang tua terkait PTM ini, Eri mengaku, memang sebelum terjadinya lonjakan ini sudah banyak yang memberikan izin pada anaknya untuk sekolah tatap muka.
"Cuma sekarang kan kondisinya begini, nanti kita kirim surat lagi dengan kebaikan bersama ini kan harus dipertimbangkan lagi. Keselamatan warga lebih penting buat saya," pungkas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Pemkot Surabaya berencana membuka kembali PTM pada Juli 2021 mendatang beberapa waktu lalu. Hal ini karena kondisi penyebaran Covid-19 saat itu yang cenderung landai, ditambah karena kualitas belajar yang menurun ketika digelar secara online.
Di sisi lain, sekolah-sekolah di bawah pengelolaan Pemkot Surabaya yakni jenjang SD dan SMP sudah sangat siap dengan protokol kesehatan yang akan diterapkan melalui berbagai simulasi.